Jumat, 29 November 2019

Selamat Ulang Tahun, Karin Novilda

Kayiiiiin, Kayin. Senang melihatmu kembali ceria.
@noffret


Kapan pertama kali saya mengenalnya? Mungkin sama seperti orang-orang lain, ketika dia menangis karena putus dengan pacarnya, dan video yang merekam kisah itu viral. Seperti orang-orang lain, saya pun menonton video itu di YouTube, dan saat itulah saya pertama kali mengenal Karin Novilda; perempuan belasan tahun yang kelak akan sangat fenomenal di Indonesia, dengan nama Awkarin.

Mungkin video itu akan berlalu begitu saja dari ingatan, kalau saja tidak ada sesuatu yang menarik perhatian saya. Ketika menyaksikan Karin menangis di video, saya tahu tangisan itu terjadi secara alami, atau secara spontan. Dan dalam spontanitas itu, bersama tangisnya yang pilu, Karin mengatakan beberapa hal yang kelak sangat membekas dalam memori saya.

“Dia perempuan yang baik,” batin saya waktu itu.

Impresi itu pula yang kemudian membuat saya penasaran ingin melihat video-videonya yang lain, yang mudah ditemukan di YouTube. Saya menemukan beberapa video yang membuat saya tersenyum sendiri selama menonton—itu video-video yang dibuat jauh-jauh hari sebelum Karin terkenal seperti sekarang.

Ada video saat dia menunggu kedatangan pacarnya—lalu dia iseng joget-joget di kamar—dan membuat saya cekikikan, ada pula video saat dia bermobil bersama beberapa temannya, dan berteriak, “Kuontoooool!” Benar-benar khas perempuan belasan tahun.

Ketertarikan saya menonton video-video Awkarin, karena video-video itu mampu membuat saya tersenyum dan terhibur. Mungkin sama seperti orang-orang lain yang menggemari video Awkarin di YouTube. Saya selalu senang saat melihat Awkarin tertawa. Menikmati celotehnya, mendengar tawanya yang lepas, seperti terapi bagi pikiran saya agar rileks sejenak.

Jadi, saya pun senang menonton video-video Awkarin di YouTube. Belakangan, seiring waktu, saya menyadari bahwa saya telah menyaksikan metamorfosis seorang gadis remaja yang nangis-nangis karena putus dengan pacarnya sekian tahun lalu, menjadi sosok perempuan yang kuat dan berpengaruh.

Seiring sosok dan namanya kian populer, Awkarin terus bersinggungan dengan kontroversi. Dari penampilannya yang dinilai “tidak sesuai budaya ketimuran”, gaya hidupnya yang dianggap “terlalu bebas”, sampai proklamasinya yang terang-terangan, “Kalian semua suci, aku penuh dosa.” Persekutuannya dengan Young Lex, waktu itu, seperti menguatkan image-nya yang “bad”.

Seiring dengan itu, saya membaca dan menonton wawancara-wawancara Karin dengan berbagai media, dan saya mendapati dia sangat cerdas. Dia bukan perempuan tolol yang tidak tahu apa yang dilakukannya—dia tahu. Dia tahu apa yang dilakukannya, dan dia memang sengaja melakukannya!

Lalu, suatu hari, Awkarin kembali bermetamorfosis, meninggalkan dirinya yang lama (yang dianggap buruk), menjadi dirinya yang baru (yang lebih baik). Dan dia benar-benar melakukannya. Bersama tim Sekolah Relawan, dia mendatangi lokasi bencana di Palu, mengumpulkan sumbangan lewat KitaBisa, membawakan bantuan, dan menghasilkan video yang mampu menyentuh dan mempengaruhi nurani penontonnya.

Saya ingin mengakui, bahwa dalam video itulah saya menyaksikan sosok Awkarin yang tercantik—jauh lebih cantik dibanding penampilannya di foto/video lain. Sejak itu pula, Awkarin tidak hanya menjadi selebgram dan seleb YouTube, tapi juga aktivis sosial dan kemanusiaan.

Lalu segalanya seperti berlangsung dengan cepat. Awkarin seperti ada di mana-mana, tidak hanya di dunia maya, tapi juga di dunia nyata. Dia ada di catwalk, di lokasi bencana, menyanyi di panggung, berbicara di hadapan mahasiswa di kampus, di tengah para penggemarnya, juga ada di tengah lautan manusia saat demonstrasi tempo hari. Dia selebritas media sosial, influencer, penyanyi, pengusaha, CEO, aktivis sosial, sebut lainnya.

Yang paling mengagumkan dari semua itu, dia membangun semuanya semata-mata dengan personalitasnya. Awkarin sangat terkenal bukan karena main film yang disutradarai orang lain, bukan karena menjadi bintang iklan yang diproduseri orang lain, bukan karena melakukan hal-hal yang digerakkan atau dikendalikan orang lain. Dia meraih popularitas dan kesuksesan, dengan dan melalui dirinya sendiri.

Bagi saya, itu yang membedakan Awkarin dengan kebanyakan selebritas lain, khususnya di Indonesia. Dan untuk ukuran perempuan berusia 20 tahun, dia telah membangun pengaruh yang sangat besar, sekaligus melakukan pencapaian yang sulit ditandingi orang lain. Karenanya, kalau sewaktu-waktu dia kadang nakal dan arogan, saya pikir itu manusiawi—kita tidak bisa mengharapkan perempuan 20 tahun selalu bersikap seperti nabi.

Hal lain yang membuat saya makin tertarik pada Awkarin, dia satu-satunya wanita di Indonesia yang tampil percaya diri dengan bikini, sekaligus mampu tampil elegan saat berjilbab! Dan tidak ada orang yang meributkannya!

Karena itulah, saya tiba pada satu kesimpulan penting, “Aku jatuh cinta pada perempuan ini!”

Dan bagaimana tidak? Awkarin adalah perempuan yang lengkap, dengan kecantikan, kecerdasan, pesona, bahkan dengan kenakalan sekaligus kembakyuan—kalau boleh disebut begitu. Bahkan mendengar suaranya yang serak-serak lembut saja, saya sudah senang.

Tetapi, tentu saja, saya cukup tahu diri terkait hal-hal semacam itu. Karenanya, kalau mungkin di antara kalian ada yang mengira saya berharap menjadi pacar Awkarin, kalian keliru! Saya tidak punya keinginan menjadi pacar Awkarin! Bahkan umpama Awkarin bersedia menjadi pacar saya, tetap saja saya tidak akan bersedia. Saya akan menyarankan kepadanya agar mencari laki-laki lain yang lebih baik—dia layak mendapatkannya.

Bagi saya, jatuh cinta kepadanya sudah cukup, dan saya tidak mengharap apa pun, selain—tentu saja—berharap dia mendapat yang terbaik.

Karenanya, hari ini, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Bersama doa dan harapan yang baik untuknya. Semoga panjang umur, dan selalu dikaruniai kesehatan, agar bisa melakukan hal-hal baik yang ingin dilakukan, agar bisa mencapai impian-impian baik yang diinginkan.

Selamat ulang tahun, Karin Novilda.

 
;