Senin, 10 Februari 2020

Dari Mana Datangnya Malas

Dari mana datangnya malas? Bukan dari lahir. Pertama-tama dari lingkungan (keluarga, tetangga, teman-teman, dll). Dari situ, terbentuklah kebiasaan. Setelah menjadi kebiasaan, malas pun menjadi mental, dan lahirlah orang malas.

Begitu pula hal-hal lain, baik atau pun buruk.

Contoh mudah, ada orang-orang yang biasa buang sampah sembarangan. Di mana pun berada, dia tetap buang sampah sembarangan, karena sudah KEBIASAAN. Dan kebiasaan adalah hasil "pembelajaran" bertahun-tahun, dari pengalaman dan lingkungan—bukan warisan gen sejak dilahirkan.

Di Mekkah, sebagian orang Indonesia (yang berhaji ke sana) menimbulkan reputasi buruk, khususnya dalam hal buang sampah sembarangan dan corat-coret (vandalisme). Itu contoh nyata betapa mental memang sulit diubah, setelah terbentuk. Bahkan dibawa ke Mekkah pun tetap sama.

Sebaliknya, warga Singapura terkenal "istimewa" di negara mana pun, karena mereka begitu tertib dan sangat beradab. Bahkan untuk meludah saja, mereka mencari toilet! Kebiasaan semacam itu sama dengan kebiasaan pemalas atau suka buang sampah sembarangan. Sama-sama hasil mental.

Kita tidak lahir dengan bakat beradab atau biadab, kitalah yang membentuknya—melalui lingkungan, pengalaman, kebiasaan, hingga terbentuk menjadi mental. Saat orang bermental baik dimasukkan ke tempat rusak, dia tetap baik (contoh mudah; tertib/taat aturan). Begitu pun sebaliknya.

Dan mental dalam konteks ini merentang dari semua sifat serta kebiasaan manusia. Kebiasaan suka ngurusin selangkangan orang lain (misal suka bertanya "kapan kawin?"), itu juga refleksi mental orang bersangkutan. Kebiasaanmu akan mengatakan dengan jelas siapa sebenarnya dirimu.

Hati-hati dengan lingkunganmu, karena ia akan membentuk kebiasaanmu. Hati-hati dengan kebiasaanmu, karena ia akan membentuk karaktermu. Hati-hati dengan karaktermu, karena ia akan membentuk mentalmu. Akhirnya, hati-hati dengan mentalmu, karena ia yang akan membentuk takdirmu.

Well, sekarang kita paham kenapa Si A bisa menjadi Si A, dan dia BENAR-BENAR TEPAT menjadi Si A, sementara Si B menjadi Si B, dan dia BENAR-BENAR TEPAT menjadi Si B. Karena mereka sendiri yang membentuk diri mereka begitu! Dan lihatlah dirimu... kau pun BISA TEPAT menjadi dirimu.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 3 Agustus 2018.

 
;