Rabu, 01 Juli 2020

Persentase dan Kecenderungan Manusia

Yang menjadikan sesuatu wajar/tidak atau normal/tidak bukan jumlah atau kapasitasnya, tapi persentasenya. Melihat jumlah sesuatu terjadi, hanya membutuhkan pengamatan, dan itu mudah. Tapi untuk bisa melihat berapa persentase suatu kejadian, membutuhkan ingatan.

Berapa jumlah kecelakaan yang pernah terjadi di depan rumahmu? Kadang-kadang, sering, atau tidak pernah sama sekali? Jawaban atas pertanyaan itu bisa menunjukkan sesuatu sebagai normal/wajar atau tidak, dan kau membutuhkan ingatan (dan analisis, kalau kau mudah lupa).

Jika kecelakaan memang sering terjadi di depan rumahmu, kau tidak akan heran jika sewaktu-waktu ada kecelakaan lain, karena itu memang hal biasa. Tapi jika kecelakaan jarang atau bahkan tidak pernah terjadi, lalu kecelakaan terus terjadi di depan rumahmu, kau akan heran.

Bisa menangkap maksud ilustrasi yang sangat mudah itu? Sesuatu disebut wajar/normal atau tidak, bukan dari berapa kali ia terjadi, tapi berapa persen ia terjadi. Begitu kita memahami rumus penting ini, kita akan mulai bisa melihat hal-hal yang mungkin tidak dilihat orang lain.

Manusia punya kelemahan khas; terfokus pada hal-hal yang mereka lihat. Padahal, yang kita lihat sering kali tidak penting, karena hal-hal yang kita lihat juga sering kali digerakkan oleh hal-hal yang tidak kita lihat. Yang tidak terlihat itulah yang sebenarnya penting.

Sekadar FYI, bahkan algoritma di balik teknologi-teknologi yang kita gunakan juga dibangun menggunakan konsep ini—persentase dari apa yang mungkin terjadi. Mesin AI Google bisa sangat cerdas, hanya dengan menganalisis hal ini. Dan kenapa kita tidak heran dengan side bar YouTube?

Side bar YouTube adalah contoh paling gamblang terkait hal ini. Buka video apa pun secara acak di YouTube, dan side bar akan memunculkan video-video lain yang "kemungkinan besar juga akan kita tonton". Bagaimana itu bisa terjadi? Karena algoritma YouTube menghitung persentase!

Hanya dengan memahami dan mengingat persentase saja, kita akan bisa memahami banyak hal, termasuk—dan paling penting—kecenderungan manusia. Dan begitu kita memahami kecenderungan manusia, kita pun tahu siapa/seperti apa sebenarnya mereka.

Well, sesuatu yang kutunggu sudah datang. Bye.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 10 November 2019.

 
;