Hari gini masih catcalling.
Kalau seseorang mendekatimu baik-baik, tapi kamu menolak, dan dia pergi, yo wis... memang begitulah hal yang benar! Dia tidak mau mengganggu dengan terus menerus mendekatimu, juga tidak ingin menyiksa dirinya sendiri. Perkara kau menyesali penolakanmu, itu masalahmu sendiri!
Sesuatu yang tidak pernah, dan tidak akan pernah kulakukan, adalah catcalling. Karena itu perilaku yang tak beradab, tak berpendidikan, sekaligus merendahkan diri sendiri dan orang lain. Catcalling itu perilaku para primata. Kalau kau melakukannya, artinya kau belum jadi manusia.
Primata melakukan catcalling, karena mereka tidak bisa berbicara! Karena itulah mereka mengembangkan sesuatu yang kemudian kita sebut catcalling. Sementara manusia punya kemampuan berbicara dan berkomunikasi melalui percakapan. Bisa berbicara baik-baik, tapi malah meniru primata.
Ketika seseorang melakukan catcalling, apakah subjek yang menjadi catcalling-nya tertarik kepadanya? Hampir 100 persen tidak! Justru aneh kalau si subjek yang di-catcall tertarik. Alih-alih tertarik, subjek yang di-catcalling justru akan marah, tidak nyaman, dan merasa terhina.
Tidak ada orang yang senang mendapat catcalling, dalam apa pun bentuknya. Bahkan umpama seseorang semula tertarik kepadamu, ketertarikan itu bisa lenyap dan berubah menjadi kemuakan dan rasa jijik, ketika kau melakukan catcalling. Hanya orang tak beradab yang melakukannya.
Kalau kau memang tertarik atau punya kepentingan dengan seseorang, katakan kepadanya dengan baik dan sopan, sebagaimana seharusnya manusia—bukan malah melakukan perilaku tak beradab dan bikin tak nyaman seperti catcalling.
Hari gini masih catcalling.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 26 Maret 2020.