Mungkinkah kita membangun masyarakat “utopia”, tempat semua orang hidup damai dan sejahtera, tidak ada kemiskinan, tidak ada kejahatan, dan semua orang menjalani kehidupan dengan baik?
Jawabannya mungkin saja. Salah satu contohnya adalah masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah ke-8 Dinasti Umayyah, dan dia membangun sistem masyarakat yang luar biasa, hanya dalam waktu 2 tahun. Di bawah kepemimpinannya, semua orang hidup sejahtera, hingga waktu itu mereka sulit menemukan orang miskin yang mau menerima zakat.
Kekayaan negara (di Baitul Mal) waktu itu berlimpah-limpah, dan Khalifah kebingungan menggunakannya, karena semua orang sudah kaya! Dan kekayaan serta kesejahteraan itu merata, dari atas sampai bawah, hingga tidak ada orang yang merasa “terzalimi” atau tidak puas.
Bagaimana Umar bin Abdul Aziz bisa menciptakan “masyarakat utopia” semacam itu? Pertama, keadilan hukum benar-benar ditegakkan, termasuk pada dirinya sendiri. Kedua, negara benar-benar mendukung rakyat untuk tumbuh dan berkembang, dan pangkas pajak serendah-rendahnya! Cuma itu!
Dan Umar bin Abdul Aziz tampaknya benar-benar pemimpin yang mampu memikirkan semua hal dengan baik. Dia tidak hanya menciptakan kehidupan masyarakat yang kaya dan sejahtera, tapi juga mengubah tanah-tanah gersang menjadi hijau dan subur, serta keadilan menjadi pilar negara.
Well, aku teringat Umar bin Abdul Aziz, karena barusan makan batagor.
Lhah, apa hubungannya?
Hubungannya di sini: Surga Ada di Bawah Telapak Kaki Penjual Batagor » https://bit.ly/2EDtVct
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 27 Mei 2019.