Senin, 10 Februari 2025

Urusan Maaf

Manusia memang berbeda-beda, termasuk dalam urusan maaf. Ada yang berhati mulia, yang bisa memaafkan siapa pun, termasuk pada orang-orang yang pernah menyakiti. Prinsip mereka, "Tuhan saja tidak menghakimi manusia di dunia, kenapa kita sulit memaafkan kesalahan sesama?"

Ada juga yang sama mulia, menyadari manusia adalah tempat salah dan lupa. Jadi mereka pun sama mudah memaafkan, jika pihak yang bersalah mau meminta maaf, dan mereka akan memberi maaf. Prinsip mereka, "Sing wis yo wis, ora usah dieling-eling. Mari jalani hidup dengan lebih baik."

Tetapi, tentu saja, tidak semua manusia semulia itu. Di antara orang-orang yang mudah memaafkan, ada pula yang semacam John Creasy (lihat; Man on Fire), yang tak punya maaf sama sekali. Prinsip mereka, "Forgiveness is between them and God. It's my job to arrange the meeting."

Atau orang-orang seperti Don Corleone, yang bisa tersenyum ramah pada orang-orang yang menyakitinya, sambil diam-diam menyiapkan pembalasan dendam mengerikan... meski harus menunggu bertahun-tahun. Karena menurut mereka, “Revenge is a dish that tastes best when served cold.”

Akhirnya, terkait maaf, ada pula yang seperti Hannibal Lecter; pikiran rumit yang dialiri darah dingin, amarah dan luka yang tertutupi penampilan elegan, dan bisikan pada diri, "Now is the hardest test; not letting rage and frustration... or forgiveness keep you from thinking."


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 29 Januari 2020.

 
;