Sabtu, 18 Oktober 2014

Noffret’s Note: Pluralisme

Sungguh lucu menyaksikan orang berdebat soal
pluralisme. Lucu, karena pluralisme kok diperdebatkan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Pluralisme adalah pandangan bahwa dunia
yang berbeda-beda dan majemuk adalah suatu keniscayaan,
yang tidak perlu diributkan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Ada lelaki ada perempuan, ada hitam ada putih,
ada tua ada muda, itu plural. Mengakui keberadaannya
adalah pluralisme. Wong ngono wae ribut.
—Twitter, 4 Juli 2014

Pluralisme bukan membenarkan yang salah
atau menyalahkan yang benar. Pluralisme adalah
kesadaran untuk mengakui adanya perbedaan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Bhineka Tunggal Ika adalah contoh mudah
bagaimana negeri ini menyikapi pluralisme secara benar,
sekaligus bijak. Pengakuan pada perbedaan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Orang paling konyol di dunia adalah orang yang meributkan
perbedaan, padahal dirinya jelas-jelas beda dengan orang lain.
—Twitter, 4 Juli 2014

Bahkan diperdebatkan sampai kiamat pun,
perbedaan tetap perbedaan. Karena itulah dibutuhkan
kesadaran dan kebesaran hati untuk menerimanya.
—Twitter, 4 Juli 2014

Tuhan menciptakan perbedaan dan keanekaragaman
bukan untuk diributkan apalagi diperdebatkan hamba-Nya.
Well, memangnya kita ini siapa...?
—Twitter, 4 Juli 2014

Sebelum meributkan sesuatu sampai berkoar-koar,
mungkin lebih baik kita telaah dan pelajari dulu
apa yang akan kita ributkan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Orang bodoh bukan dia yang tidak tahu.
Orang bodoh adalah dia yang sok tahu.
Apalagi sok tahu campur ngotot.
—Twitter, 4 Juli 2014

Ada 3 macam kebodohan: (1) Bodoh tapi sadar;
(2) Bodoh tapi tidak sadar; (3) Bodoh tapi merasa pintar
dan menganggap orang-orang lain bodoh.
—Twitter, 4 Juli 2014

Seluruh persoalan manusia di muka bumi
akan mudah selesai, kalau setiap orang yang terlibat
tidak merasa suci atau paling benar sendiri.
—Twitter, 4 Juli 2014

Menyuarakan kebencian terhadap orang lain
tidak membuatmu tampak kuat apalagi mulia. Yang ada,
kau justru tampak tolol dan kekanak-kanakan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Menyatakan permusuhan terhadap pihak lain
hanya karena berbeda tidak menjadikanmu pahlawan.
Yang ada, kau justru tampak kurang kerjaan.
—Twitter, 4 Juli 2014

Perbedaan dan keanekaragaman adalah hal
yang jelas-jelas ada, dan niscaya. Kupikir, cara terbaik
menghadapinya adalah dengan menerimanya.
—Twitter, 4 Juli 2014


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;