Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kerancuan, sebaiknya jangan baca catatan ini sebelum membaca catatan sebelumnya.
Apakah kita tahu berapa jumlah spesies yang ada di planet bumi? Tidak seorang pun tahu! Namun, berdasarkan perkiraan, jumlah total spesies yang ada di planet ini berkisar antara tiga juta hingga seratus juta. Tetapi itu hanya perkiraan—tak seorang pun dapat memastikan. So, bagaimana orang bisa meramalkan akan ada sekian banyak spesies yang akan punah jika tidak mengetahui secara pasti berapa banyak spesies yang ada?
Sekarang kita akan melihat salah satu kekonyolan yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia hewan. Beginilah cara mereka menghitung jumlah spesies, dan berapa spesies hewan yang lenyap dari muka bumi. Seseorang (yang sok pintar) menandai sehektar lahan, lalu menghitung semua serangga dan hewan serta tumbuhan yang ada di lahan itu. Kemudian, dia kembali lagi ke tempat itu sepuluh tahun berikutnya, dan melakukan penghitungan ulang.
Tentu saja, kemungkinan besar serangga dan hewan-hewan yang dulu ada di sana sudah mati atau berpindah ke lahan lain. Nah, dari situlah kemudian orang tersebut menghasilkan kesimpulan mengenai berapa banyak spesies yang telah punah dari muka bumi. Ini tentu saja sangat konyol, karena bagaimana mungkin kita dapat menghitung semua hewan yang ada dalam sehektar lahan? Sangat sulit, dan hasilnya pasti tidak akan akurat.
L. Marjorie, dalam Understanding and Protecting our Biological Resources, menulis, “Para ahli biologi akhirnya menyadari betapa minimnya pengetahuan kita tentang organisme lain penghuni planet bumi ini. Berbagai usaha untuk mengetahui jumlah total spesies yang ada terbukti sia-sia.”
Gletser-gletser di dunia akan meleleh dan mencair
Entah bagaimana caranya, para pendukung isu pemanasan global sangat yakin bahwa semua gletser di dunia meleleh dan mencair. Faktanya, memang ada gletser yang mencair, tapi lebih banyak yang tidak! Dan, omong-omong, kenapa mereka bersikap seolah-olah jumlah gletser di dunia hanya selusin?
Di dunia ini, ada lebih dari 160.000 gletser. Di California saja, ada 479 gletser banyaknya. Dari seratus enam puluh ribu gletser yang ada di dunia, baru ada sekitar 67.000 di antaranya yang sudah dipetakan, namun baru sedikit yang telah diteliti secara mendalam. Dalam lima tahun terakhir, baru terkumpul data atas 79 gletser yang ada di seluruh dunia. Jadi, bagaimana orang-orang itu bisa menyatakan bahwa semua gletser di dunia ini meleleh?
Oke, gletser di puncak Kilimanjaro memang meleleh. Tetapi itu bukan karena pemanasan global. Sebenarnya bahkan gletser Kilimanjaro sudah meleleh sejak tahun 1800-an, jauh-jauh hari sebelum lahirnya isu pemanasan global, jauh sebelum kadar CO2 meningkat di bumi. Hilangnya gletser Kilimanjaro tersebut bahkan telah menjadi pembicaraan akademik selama lebih dari dua abad. Fenomena itu juga masih menjadi misteri, karena Kilimanjaro adalah gunung berapi di garis Khatulistiwa yang ada di wilayah hangat.
So, berdasarkan penilaian yang objektif, melelehnya gletser di Kilimanjaro terjadi karena adanya penggundulan hutan. Hutan tropis yang ada di kaki gunung Kilimanjaro terus ditebang secara membabi-buta, sehingga angin yang bertiup ke puncak gunung itu tidak lagi lembap. Para pakar memperkirakan, kalau kawasan itu dihijaukan lagi, gletser di sana akan muncul kembali.
Dalam majalah Nature, edisi 24 November 2003, Betsy Mason menulis artikel berjudul African Ice Under Wraps. Dalam artikelnya itu ia menyatakan, “Meskipun kita tergoda untuk menyalahkan pemanasan global sebagai penyebab hilangnya lapisan es, para peneliti berpendapat bahwa penggundulan hutan di lereng gunung Kilimanjaro-lah yang menjadi penyebabnya.”
Permukaan air laut semakin meninggi
Ini juga menjadi salah satu jualan para pendukung isu pemanasan global. Karena adanya perubahan iklim yang memanas, kata mereka, maka permukaan air laut terus meninggi akibat mencairnya es di kutub.
Oh, well, faktanya permukaan air laut memang semakin tinggi. Tapi kenyataan itu sudah terjadi selama enam ribu tahun terakhir, tepatnya sejak awal zaman Holocene. Jadi itu sama sekali bukan fenomena baru. Permukaan air laut semakin meningkat dengan kecepatan sekitar 10 hingga 20 sentimeter atau 4 sampai 8 inci, per seratus tahun. Saya ulangi, per seratus tahun!
Lanjut ke sini.
***
Apakah kita tahu berapa jumlah spesies yang ada di planet bumi? Tidak seorang pun tahu! Namun, berdasarkan perkiraan, jumlah total spesies yang ada di planet ini berkisar antara tiga juta hingga seratus juta. Tetapi itu hanya perkiraan—tak seorang pun dapat memastikan. So, bagaimana orang bisa meramalkan akan ada sekian banyak spesies yang akan punah jika tidak mengetahui secara pasti berapa banyak spesies yang ada?
Sekarang kita akan melihat salah satu kekonyolan yang terjadi dalam dunia ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia hewan. Beginilah cara mereka menghitung jumlah spesies, dan berapa spesies hewan yang lenyap dari muka bumi. Seseorang (yang sok pintar) menandai sehektar lahan, lalu menghitung semua serangga dan hewan serta tumbuhan yang ada di lahan itu. Kemudian, dia kembali lagi ke tempat itu sepuluh tahun berikutnya, dan melakukan penghitungan ulang.
Tentu saja, kemungkinan besar serangga dan hewan-hewan yang dulu ada di sana sudah mati atau berpindah ke lahan lain. Nah, dari situlah kemudian orang tersebut menghasilkan kesimpulan mengenai berapa banyak spesies yang telah punah dari muka bumi. Ini tentu saja sangat konyol, karena bagaimana mungkin kita dapat menghitung semua hewan yang ada dalam sehektar lahan? Sangat sulit, dan hasilnya pasti tidak akan akurat.
L. Marjorie, dalam Understanding and Protecting our Biological Resources, menulis, “Para ahli biologi akhirnya menyadari betapa minimnya pengetahuan kita tentang organisme lain penghuni planet bumi ini. Berbagai usaha untuk mengetahui jumlah total spesies yang ada terbukti sia-sia.”
Gletser-gletser di dunia akan meleleh dan mencair
Entah bagaimana caranya, para pendukung isu pemanasan global sangat yakin bahwa semua gletser di dunia meleleh dan mencair. Faktanya, memang ada gletser yang mencair, tapi lebih banyak yang tidak! Dan, omong-omong, kenapa mereka bersikap seolah-olah jumlah gletser di dunia hanya selusin?
Di dunia ini, ada lebih dari 160.000 gletser. Di California saja, ada 479 gletser banyaknya. Dari seratus enam puluh ribu gletser yang ada di dunia, baru ada sekitar 67.000 di antaranya yang sudah dipetakan, namun baru sedikit yang telah diteliti secara mendalam. Dalam lima tahun terakhir, baru terkumpul data atas 79 gletser yang ada di seluruh dunia. Jadi, bagaimana orang-orang itu bisa menyatakan bahwa semua gletser di dunia ini meleleh?
Oke, gletser di puncak Kilimanjaro memang meleleh. Tetapi itu bukan karena pemanasan global. Sebenarnya bahkan gletser Kilimanjaro sudah meleleh sejak tahun 1800-an, jauh-jauh hari sebelum lahirnya isu pemanasan global, jauh sebelum kadar CO2 meningkat di bumi. Hilangnya gletser Kilimanjaro tersebut bahkan telah menjadi pembicaraan akademik selama lebih dari dua abad. Fenomena itu juga masih menjadi misteri, karena Kilimanjaro adalah gunung berapi di garis Khatulistiwa yang ada di wilayah hangat.
So, berdasarkan penilaian yang objektif, melelehnya gletser di Kilimanjaro terjadi karena adanya penggundulan hutan. Hutan tropis yang ada di kaki gunung Kilimanjaro terus ditebang secara membabi-buta, sehingga angin yang bertiup ke puncak gunung itu tidak lagi lembap. Para pakar memperkirakan, kalau kawasan itu dihijaukan lagi, gletser di sana akan muncul kembali.
Dalam majalah Nature, edisi 24 November 2003, Betsy Mason menulis artikel berjudul African Ice Under Wraps. Dalam artikelnya itu ia menyatakan, “Meskipun kita tergoda untuk menyalahkan pemanasan global sebagai penyebab hilangnya lapisan es, para peneliti berpendapat bahwa penggundulan hutan di lereng gunung Kilimanjaro-lah yang menjadi penyebabnya.”
Permukaan air laut semakin meninggi
Ini juga menjadi salah satu jualan para pendukung isu pemanasan global. Karena adanya perubahan iklim yang memanas, kata mereka, maka permukaan air laut terus meninggi akibat mencairnya es di kutub.
Oh, well, faktanya permukaan air laut memang semakin tinggi. Tapi kenyataan itu sudah terjadi selama enam ribu tahun terakhir, tepatnya sejak awal zaman Holocene. Jadi itu sama sekali bukan fenomena baru. Permukaan air laut semakin meningkat dengan kecepatan sekitar 10 hingga 20 sentimeter atau 4 sampai 8 inci, per seratus tahun. Saya ulangi, per seratus tahun!
Lanjut ke sini.