Selasa, 01 Mei 2012

Pembodohan Massal Bernama Isu Pemanasan Global (15)

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kerancuan, sebaiknya jangan baca catatan ini sebelum membaca catatan sebelumnya.

***

Penemuan atau bahkan kemajuan ilmu pengetahuan (sains) sangat tergantung pada data yang lengkap sekaligus akurat, tak terkecuali sains pemanasan global. Namun, seperti yang dapat kita lihat dari pemaparan panjang lebar ini, teori pemanasan global (sebagaimana yang diisukan sekarang) penuh bolong-bolong yang mencurigakan, bahkan kecurangan dan kebohongan nyata. Tapi itu saja belum cukup—karena akhirnya juga terkuak bahwa isu ini memang dibangun di atas konspirasi yang bikin muntah.

Sejujurnya, saya bukan pecandu teori konspirasi, bahkan kerap tertawa kalau membaca teori-teori berbau konspirasi yang (sering kali) ngawur. Tetapi isu pemanasan global memang dibangun di atas konspirasi, dan buktinya tak bisa dibantah lagi.

Pada hari Kamis, 19 November 2009, seorang hacker anonim berhasil meretas kumpulan e-mail dari server Climate Research Unit (CRU) di University of East Anglia (UAE) di Inggris, dan mendapatkan 160 megabytes data dan kumpulan komunikasi. Data-data dalam e-mail yang diretas itu berisi percakapan yang terjadi antara para peneliti utama di sana sejak tahun 1997 hingga sekarang, dan terbukti adanya manipulasi atas data-data pemanasan global.

Seperti kita tahu, Climate Research Unit di University of East Anglia adalah organisasi peneliti pemanasan global terkemuka di dunia, dan merekalah yang selama ini menyuplai semua informasi dan tetek-bengek mengenai pemanasan global ke IPCC dan seluruh dunia. Sepertinya, Indonesia juga mendapatkan data-data mengenai isu tersebut dari sana. Sementara hacker yang berhasil menjebol komputer mereka, diperkirakan beberapa pihak, adalah agen intelijen Rusia.

Kumpulan e-mail itu lalu diterbitkan di internet, dan si hacker menggunakan nama “FOIA”. Dalam banyak e-mail tersebut, terlihat bahwa para peneliti pro pemanasan global bersepakat untuk menutupi data pemanasan global yang tidak sesuai dengan klaim mereka. Kumpulan e-mail itu telah dikonfirmasikan pada pihak CRU, dan mereka mengakui kalau isi e-mail yang muncul di internet serta media massa tersebut memang berasal dari server mereka.

Dalam salah satu e-mail yang diperoleh si hacker, terlihat percakapan antara Profesor Phil Jones, kepala CRU, dan Profesor Michael E. Mann dari Pennsylvania State University. Dua orang itu adalah pendukung utama Al Gore dalam isu pemanasan global. Dalam salah satu percakapannya, Profesor Jones mengusulkan kepada Profesor Mann untuk melakukan “trik” dengan mengubah data iklim di setiap seri, untuk menyembunyikan adanya penurunan temperatur global.

Dalam e-mail itu tertulis kata-kata Profesor Jones, “Saya baru saja menggunakan trik dari Mike untuk menambahkan data baru di data yang sebenarnya, dari setiap seri dalam 20 tahun terakhir dan dari tahun 1961, untuk menyembunyikan penurunan (temperatur).”

Dalam e-mail yang lain, Profesor Jones juga mengatakan bahwa ia lebih baik menghapus data-data yang tidak sesuai dengan klaim mereka, daripada mengirim data tersebut ke peneliti lain. Profesor Jones juga mendorong Profesor Mann untuk melakukan hal yang sama.

Ketika skandal itu terbongkar, Profesor Mann diwawancarai oleh New York Times, dan dia menjelaskan bahwa “para ilmuwan biasa menggunakan kata ‘trik’ untuk merujuk kepada cara terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah, dan tidak berarti sesuatu yang rahasia.” Halloowww...???

Seiring dengan terbongkarnya skandal itu, CRU juga mendapatkan banyak kritikan karena menolak untuk merilis data yang digunakan dalam membuat laporan sejarah mengenai temperatur permukaan bumi. Permintaan dari peneliti dan ilmuwan lainnya selalu ditolak, dan mereka—sebagai alasan—menyatakan bahwa data orisinal yang digunakan sudah hilang. Oh, well, kalian tahu apa maksudnya.

Lanjut ke sini.

 
;