Senin, 19 Januari 2015

Nasihat Mencari Istri

Orang-orang kuno sering menasihati para lelaki lajang, “Carilah istri yang mau diajak hidup susah.”

Well... kedengarannya menyedihkan sekali. Itu sama artinya menyatakan, “Menikahlah untuk hidup susah.” Kenyataannya, kalau kita mau memperhatikan—benar-benar memperhatikan—kita akan melihat bahwa sebagian besar orang yang menikah memang menjalani hidup susah. Oh, well, jangan tertipu oleh pandanganmu!

Matamu berusaha menipumu, mereka yang telah menikah berusaha menipumu, masyarakatmu berusaha menipumu, bahkan dunia berkonspirasi untuk menipumu.

Sekarang, kalau kau mau mendengar nasihatku, “Carilah istri yang akan membuatmu damai dan tenteram—yang akan menyalakan api cinta abadi di hatimu—sehingga kau bisa bekerja dengan baik dan tenang, agar kalian tidak hidup susah.”

Kalau kau menemukan calon istri seperti itu—dan benar-benar yakin dia memang seperti itu—maka menikahlah. Semoga Tuhan yang Maha Kasih dan Maha Bijaksana memberkati kebahagiaan bagi hidup kalian sepanjang hayat.

Namun, kalau kau tidak—atau belum—menemukan calon istri seperti itu, santai saja, tak perlu buru-buru. Menikah bukan soal berapa usiamu, bukan soal bagaimana pendapat masyarakatmu, juga bukan soal tuntutan keluargamu. Menikah adalah soal pilihan, dan pilihan itu tentu memilih untuk bahagia. Dengan orang yang tepat, dengan visi dan hati yang tepat.

Bagiku, lebih baik sendiri sampai mati tapi bahagia, daripada menikah dan punya istri tapi sengsara.

 
;