Dalam bayanganku, surga adalah tempat yang hening.
—Twitter, 10 Juli 2014
Parameterku tentang kebahagiaan sangat sederhana. Selama
aku bisa menjalani hidup tanpa masalah, aku sudah bahagia.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Aku menjalani hidup sebagai bocah.
Surga dan kedamaianku ada di rumah.
Dan duniaku berputar nyaris tanpa masalah.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Dunia yang kita tinggali mungkin akan jauh lebih ramah,
kalau saja orang-orang bisa nyaman dan betah tinggal di rumah.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Beberapa orang membangun rumahnya semegah istana,
seindah surga. Tapi siang ditinggal kerja,
malam ditinggal tidur. Apa gunanya?
—Twitter, 21 Agustus 2014
Bagi bocah sepertiku, tidak ada yang lebih nyaman
selain kehangatan rumah. Bertahun-tahun sendirian
di dalamnya pun aku selalu betah.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Separuh masalah dan persoalan umat manusia akan selesai,
jika separuh penghuni planet ini menganggap
rumahnya sebagai tempat yang damai.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Kedamaian dunia dimulai di rumah.
Sayangnya, begitu pula banyaknya masalah dunia.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Separuh masalah dunia, tampaknya, dimulai orang-orang yang
membenci rumahnya. Mereka mengambil api neraka rumahnya
untuk membakar dunia.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Separuh kedamaian dunia dibangun orang-orang yang
mencintai rumahnya. Mereka mengambil embun surga rumahnya
untuk menyejukkan dunia.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Ironi manusia yang tak pernah berhenti:
Bekerja keras siang malam demi bisa membangun rumah
yang membuat tinggi hati, lalu ditinggal mati.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Aku tidak pernah tahu seperti apa wujud surga.
Tapi bisa merasakan kedamaian dan ketenteraman
tinggal di rumah, itulah surga.
—Twitter, 21 Agustus 2014
Aku seorang bocah. Surgaku ada di rumah.
—Twitter, 21 Agustus 2014
*) Ditranskrip dari timeline @noffret.