Sabtu, 19 Maret 2016

Nasihat yang Merusak

Ada orang yang sok melarang-larang pacaran,
tapi nyuruh-nyuruh orang cepat kawin. Sama-sama parah!
—Twitter, 7 Januari 2016

Pacaran mungkin tidak bermanfaat. Tapi kawin buru-buru
tanpa pertimbangan matang juga tidak menjamin bebas mudarat.
—Twitter, 8 Januari 2016

Aku tidak habis pikir dengan orang yang suka nyuruh-nyuruh orang lain
agar cepat kawin. Apa manfaatnya bagi diri sendiri dan orang lain?
—Twitter, 8 Januari 2016

Kebutuhan manusia untuk kawin sama seperti kebutuhan manusia untuk makan.
Tidak usah disuruh! Kalau sudah waktunya, mereka akan melakukan.
—Twitter, 8 Januari 2016

Ucapan/perbuatan paling sia-sia dan paling tidak masuk akal di dunia
adalah menyuruh orang lain agar cepat-cepat kawin. Mikir dikit napa?
—Twitter, 8 Januari 2016

Beberapa orang sebegitu tolol dan idiot, hingga menyuruh-nyuruh orang lain
agar cepat kawin membuat dirinya merasa hebat. Menggelikan!
—Twitter, 8 Januari 2016

Semua orang butuh makan. Kalau orang tidak makan, mungkin sedang puasa.
Atau mungkin pula karena tidak punya apa pun yang bisa dimakan.
—Twitter, 8 Januari 2016

Semua orang butuh pasangan. Kalau tidak juga berpasangan, mungkin itu
pilihannya. Atau mungkin pula belum menemukan pasangan yang tepat.
—Twitter, 8 Januari 2016

Menyuruh-nyuruh orang cepat kawin itu sama bangsatnya dengan menyuruh-
nyuruh orang cepat makan, padahal yang disuruh tidak punya makanan.
—Twitter, 8 Januari 2016

Jika melihat orang tidak makan, tanyakan alasannya. Kalau dia puasa, hormati.
Kalau dia tidak punya makanan, beri. Bukannya malah ribut!
—Twitter, 8 Januari 2016

Jika melihat lajang belum kawin, tanyakan alasannya. Jika itu pilihan, hormati.
Jika ternyata belum punya pasangan, belajarlah berempati.
—Twitter, 8 Januari 2016

Jika tidak bisa memberi nasihat yang baik dan masuk akal, tutuplah cocotmu!
Itu jauh lebih baik daripada sok menasihati tapi justru merusak!
—Twitter, 8 Januari 2016


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;