Dalam sebuah perjalanan, saya dan bocah ini mampir ke sebuah warung untuk minum teh. Kebetulan, siang itu warung sepi, hingga kami bisa melepas dahaga dan lelah dengan santai dan nyaman. Setelah cukup lama duduk sambil merokok, dia mencolek saya, dan berkata, “Maksudnya gimana ini?”
Dia menunjuk ke sebuah tempat di bawah meja. Di depan kami duduk, ada sebuah meja besar yang tampaknya dibuat ala kadarnya menggunakan lempeng-lempeng dan kayu yang kebetulan tersedia. Tepat di bawah alas meja ada lempeng membujur horizontal, dan di lempeng itu terdapat tulisan yang kelihatannya hasil goresan anak-anak. Tulisan di lempeng itu berbunyi, “Pigus VS Superman”.
Dia menunjuk tulisan itu, dan heran.
Saat dia menunjuk tulisan tersebut, saya pun memperhatikan. Tampaknya tulisan itu telah dibuat sangat lama, hingga sudah cukup pudar. Lempeng tempat tulisan itu juga terlihat sudah tua. Tapi mungkin karena goresan pada lempeng cukup dalam, tulisan itu belum hilang, dan masih bisa terbaca. Bunyinya memang “Pigus VS Superman”.
Dia mengerutkan kening. “Aku tahu Superman. Tapi siapa itu Pigus?”
Setelah mengembuskan asap rokok, saya menjawab, “Pigus adalah salah satu musuh Superman.”
Dia terkekeh. “Ngarang!”
Saya tersenyum. “Superman yang dimaksud di situ bukan Superman Hollywood, tapi Superman Indonesia.”
Dia menatap saya bingung. “Superman Indonesia?”
“Pada awal 1980-an, ada film Indonesia berjudul ‘Superman Indonesia’. Salah satu bajingan dalam film itu bernama Pigus.”
Dia kembali terkekeh. “Kamu pasti ngarang!”
Mau tak mau saya ikut terkekeh. Lalu menyatakan, “Ntar, kalau kita udah pulang, coba search ke Google atau YouTube, siapa tahu film itu ada di internet. Coba tonton, dalam film itu ada bajingan bernama Pigus.”
Dia menatap saya. “Kamu serius?”
“Ya.”
“Ntar dulu. Film awal 1980-an? Emang kamu udah lahir? Ampun, bahkan umpama udah lahir pun, kamu pasti masih bayi!”
....
....
Malam hari, setelah kami pulang ke rumah masing-masing, dia menelepon saya, dan langsung berteriak, “Setan! Ternyata film itu benar-benar ada!”
Sambil kaget, saya menyahut, “Film apa?”
“Itu, film ‘Superman Indonesia’ yang kamu bilang tadi siang. Barusan aku cari di YouTube, ternyata film jadul itu benar-benar ada.”
“Ooh, jadi kamu udah nonton?”
“Iya, film anak-anak. Dalam film itu benar-benar ada tokoh antagonis bernama Pigus. Setan! Gimana kamu bisa tahu?”
Saya terkekeh, “Nggak penting gimana aku tahu. Yang penting aku nggak bohongin kamu.”