Senin, 15 Januari 2018

Cinta dan Perkawinan

Ada orang yang saling jatuh cinta, tapi tidak menikah, atau sebaliknya. Pun ada yang menikah dan bahagia, juga ada yang sebaliknya.

Cinta dan pernikahan, sebenarnya, dua hal yang berbeda. Mirip sains dengan ajaran agama. Keduanya punya jalan dan perspektif sendiri.

Kadang ada orang yang berusaha mempertemukan sains dengan agama. Hasilnya? Pseudoscience (sains palsu). Begitu pula cinta dan perkawinan.

Kadang, memang, sains bisa "ketemu" ajaran agama. Tapi itu kasuistis, tidak semua. Begitu pula cinta (dan kebahagiaan) dalam perkawinan.

Percaya atau tidak, aku lebih bisa percaya dua orang bahagia karena saling jatuh cinta, daripada dua orang bahagia karena menikah.

Cinta berawal dari emosi, dan itu temporer. Ketika yang temporer dipaksa bersama selamanya karena adanya pernikahan, hasilnya bisa ditebak.

Rahasia cinta orang-orang yang menikah, yang tidak pernah dikatakan kepadamu: Mereka kehilangan cinta pada pasangannya setelah 3 tahun.

Riset yang dilakukan pakar mana pun menemukan kenyataan ini: Sebesar apa pun cinta seseorang pada pasangan, cinta itu akan habis dan pudar.

Bahkan pasangan yang paling menggebu dan saling bernafsu sekali pun, tidak pernah mampu melewati masa tiga tahun. Setelah itu, mereka bosan.

Buktikan ini dengan pasanganmu: Kalau kau jatuh cinta setengah mati kepadanya, menikahlah. Tiga tahun kemudian, cintamu sudah hilang.

Masa tiga tahun adalah "rekor" untuk ukuran jatuh cinta dalam perkawinan. Ada banyak orang yang tidak mampu melewati masa 3 tahun.

Secara rata-rata, orang kehilangan cinta pada pasangan setelah menikah dua tahun. Ada yang cuma mampu 1 tahun, meski ada pula yang 3 tahun.

Banyaknya perceraian di dunia artis sebenarnya fakta yang sangat jelas membuktikan bahwa perasaan cinta (sebesar apa pun) pasti akan pudar.

Rahasia rumah tangga yang tidak pernah dikatakan kepadamu: Banyak suami/istri yang menjalani perkawinan dengan tertekan, tapi bertahan.

Cinta dan perkawinan adalah dua hal yang berbeda. Tapi hanya sedikit orang yang mau menyadari, karena delusi akibat doktrinasi.

Cinta itu temporer. Dan cara paling ilmiah untuk bisa jatuh cinta pada seseorang sampai bertahun-tahun adalah... tidak menikah dengannya!

"Meski sudah menikah bertahun-tahun, aku tetap jatuh cinta pada pasanganku." | Ada dua kemungkinan. Pasanganmu luar biasa, atau kau bohong.

Orang sering mengatakan, wajah orang yang lama menikah akan semakin mirip. Ya, seperti kakak-adik. Dan kakak-adik tidak saling bernafsu.

"Meski sudah lama menikah, aku tetap bernafsu pada pasanganku." | Oh, kalian pasti pasangan yang hebat... atau kau memang pintar membual.

Alasan kenapa aku menunda menikah, karena menyadari... cinta itu temporer. Karenanya, buru-buru menikah adalah sebentuk penyiksaan diri.

Meski tahu kepahitan dan penderitaan dalam perkawinan, aku tetap membuka diri untuk kemungkinan menikah. Yaitu menikah dengan kesadaran.

Pernikahan terbaik adalah pernikahan dua orang yang sama-sama menyadari bahwa pernikahan tidak hanya berisi omong kosong kebahagiaan.

Beruntunglah orang yang saling jatuh cinta, lalu menikah, dan menjalani kehidupan bahagia. Mereka benar-benar manusia langka dan istimewa.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 20 Mei 2016.

 
;