Kemarin adalah cek yang dibatalkan.
Besok pagi adalah surat promes.
Besok pagi adalah surat promes.
Hari ini adalah tunai. Gunakanlah.
‘Penyakit jiwa’ yang terkadang (atau bahkan sering) menghinggapi diri kita adalah penyakit suka menunda-nunda. Inilah salah satu resep kegagalan yang paling manjur. Tundalah semuanya, dan kita akan menemui kegagalan. Sebaliknya, apabila kita mau mengerjakannya ‘sekarang juga’, maka kita boleh yakin bahwa kesuksesan tak akan lama lagi menjumpai kita.
Cara paling ampuh untuk menyingkirkan penyakit menunda-nunda adalah dengan memberlakukan deadline (batas waktu) pada diri kita sendiri, dan berusaha untuk mematuhinya. Penelitian membuktikan bahwa orang rata-rata cenderung membutuhkan semua waktu yang disediakan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu, padahal kalau keadaannya mendesak mereka dapat menyelesaikannya dalam waktu yang jauh lebih pendek!
Penulis terkenal Prancis, Balzak, selalu memberikan deadline pada dirinya sendiri. Untuk membuat dirinya selalu terdorong menyelesaikan tugasnya, dan selalu berada dalam kreativitas tertinggi, ia selalu berjanji untuk menyerahkan naskahnya pada para editornya dalam waktu yang sangat pendek sehingga seakan-akan tak mungkin. Dengan cara itulah kemudian ia mampu menulis karya-karya besarnya yang berhalaman tebal hanya dalam waktu dua minggu.
Jadi, bagaimana cara menyingkirkan penyakit suka menunda-nunda? Bagi saya, caranya adalah dengan menetapkan deadline yang masuk akal... dan berusaha sekuat tenaga untuk mematuhinya!