Iklan-iklan di televisi begitu gencar menayangkan berbagai produk makanan dan minuman, bahkan berbagai suplemen untuk menunjang kesehatan tubuh. Masyarakat kita hari ini telah menjadi masyarakat modern yang telah ‘sadar gizi’, telah menyadari bahwa tubuh kita akan terbentuk sesuai dengan yang kita masukkan ke dalamnya.
Namun, sayangnya, hanya sedikit orang yang telah memahami bahwa pikiran kita juga berlaku seperti itu. Pikiran kita akan terbentuk sesuai dengan apa yang kita masukkan ke dalamnya. Seperti halnya tubuh yang membutuhkan makanan sehat dan bergizi untuk menunjang kesehatan, begitu pula kita membutuhkan makanan mental untuk ‘diet sehat’ bagi pikiran kita.
Pikiran kita tak jauh beda dengan rekening di bank. Setiap hari kita memasukkan uang ke dalam rekening itu, dan uang pun berkembang serta berbunga. Itu sama halnya dengan pemikiran yang biasa kita masukkan ke dalam pikiran kita. Semua pemikiran itu akan berkumpul, menumpuk, bahkan berkembang, dan itu akan membentuk bagaimana cara kita menghadapi kehidupan.
Ketika kita mulai berpikir karena menghadapi suatu masalah, sebenarnya kita mengatakan kepada bank ingatan kita, “Apa yang sudah saya ketahui mengenai hal ini?”
Bank pikiran kita pun secara otomatis menjawab dan menyuplai kita dengan potongan informasi, yang berkaitan dengan situasi itu, yang biasa kita masukkan ke dalamnya sebelumnya. Jadi, ingatan kita adalah penyuplai dasar dari bahan mentah untuk pikiran kita yang baru.
Berdasarkan hal itulah, kita diingatkan untuk tidak membiasakan diri memasukkan pemikiran-pemikiran yang negatif, karena semua pemikiran itu akan muncul saat kita menghadapi suatu masalah yang membutuhkan pikiran. Memikirkan kekalahan akan terus membawa kita pada kekalahan, begitu pun memikirkan kemenangan akan terus membawa kita pada kemenangan.
Kalau kesehatan tubuh berguna untuk melakukan apa yang kita inginkan, maka kesehatan pikiran kita akan menentukan apa yang kita inginkan. Kesehatan pikiran tanpa kesehatan tubuh mungkin masih bisa membawa kita pada tujuan meski tertatih-tatih, tapi kesehatan tubuh tanpa kesehatan pikiran tak akan pernah membawa kita kemana-mana.
Makanan sehat untuk tubuh itu perlu, makanan sehat untuk pikiran jauh lebih perlu.
Namun, sayangnya, hanya sedikit orang yang telah memahami bahwa pikiran kita juga berlaku seperti itu. Pikiran kita akan terbentuk sesuai dengan apa yang kita masukkan ke dalamnya. Seperti halnya tubuh yang membutuhkan makanan sehat dan bergizi untuk menunjang kesehatan, begitu pula kita membutuhkan makanan mental untuk ‘diet sehat’ bagi pikiran kita.
Pikiran kita tak jauh beda dengan rekening di bank. Setiap hari kita memasukkan uang ke dalam rekening itu, dan uang pun berkembang serta berbunga. Itu sama halnya dengan pemikiran yang biasa kita masukkan ke dalam pikiran kita. Semua pemikiran itu akan berkumpul, menumpuk, bahkan berkembang, dan itu akan membentuk bagaimana cara kita menghadapi kehidupan.
Ketika kita mulai berpikir karena menghadapi suatu masalah, sebenarnya kita mengatakan kepada bank ingatan kita, “Apa yang sudah saya ketahui mengenai hal ini?”
Bank pikiran kita pun secara otomatis menjawab dan menyuplai kita dengan potongan informasi, yang berkaitan dengan situasi itu, yang biasa kita masukkan ke dalamnya sebelumnya. Jadi, ingatan kita adalah penyuplai dasar dari bahan mentah untuk pikiran kita yang baru.
Berdasarkan hal itulah, kita diingatkan untuk tidak membiasakan diri memasukkan pemikiran-pemikiran yang negatif, karena semua pemikiran itu akan muncul saat kita menghadapi suatu masalah yang membutuhkan pikiran. Memikirkan kekalahan akan terus membawa kita pada kekalahan, begitu pun memikirkan kemenangan akan terus membawa kita pada kemenangan.
Kalau kesehatan tubuh berguna untuk melakukan apa yang kita inginkan, maka kesehatan pikiran kita akan menentukan apa yang kita inginkan. Kesehatan pikiran tanpa kesehatan tubuh mungkin masih bisa membawa kita pada tujuan meski tertatih-tatih, tapi kesehatan tubuh tanpa kesehatan pikiran tak akan pernah membawa kita kemana-mana.
Makanan sehat untuk tubuh itu perlu, makanan sehat untuk pikiran jauh lebih perlu.