Aku bisa membayangkan hal-hal yang mungkin ditakuti Sri Mulyani, jika dia bersedia debat terbuka dengan Rizal Ramli. Di antara pertanyaan yang dia takuti adalah, "Siapa sebenarnya pemilik Bank Indonesia, dan kepada siapa sebenarnya pemerintah Indonesia berutang?"
"Siapa sebenarnya pemilik Bank Indonesia, dan kepada siapa sebenarnya pemerintah Indonesia berutang?" Pertanyaan itu terdengar mudah dan sederhana, tapi akan berlaku seperti skakmat jika ditanyakan kepada Sri Mulyani, dan mungkin dia harus mutar-mutar untuk bisa menjawab.
"Siapa sebenarnya pemilik Bank Indonesia, dan kepada siapa sebenarnya pemerintah Indonesia berutang?" Sebagai rakyat Indonesia, aku benar-benar ingin mendengar Menteri Keuangan Sri Mulyani menjawab pertanyaan itu dengan jujur, lugas, sederhana, dan bisa dipahami semua orang.
Orang-orang Indonesia mungkin mengira Bank Indonesia milik pemerintah Indonesia, Bank of England milik rakyat Britania Raya, dan Federal Reserve milik pemerintah federal Amerika. Kedengarannya benar, tapi salah total! Pengetahuan tentang hal ini akan membuka selubung mengerikan.
Banyak presiden yang terkejut ketika mulai menjabat presiden. Bahkan Presiden AS (dari Lincoln sampai Clinton) pun terkejut, ketika mendapati bank sentral di negaranya ternyata bukan milik pemerintah mereka. Omong-omong, itulah kenapa dulu aku menulis tweet ini:
Secara pribadi, Presiden Jokowi mungkin tidak ingin
menambah utang negara. Tapi, kau tahu, masuk politik artinya
masuk ke dalam konflik kepentingan, dan itulah yang terjadi.
Satu-satunya presiden di Amerika (dan mungkin juga di dunia) yang pernah berhasil melunasi utang negara kepada bank sentral hanyalah Andrew Jackson (Presiden AS ke-7, menjabat presiden 2 kali berturut-turut, 1829-1837). Setelah melunasi utang, Andrew Jackson menutup bank sentral.
Tapi kisah itu belum selesai. Setelah Andrew Jackson menutup bank sentral di AS, seorang pembunuh bayaran menembaknya. Presiden Jackson selamat. Si pembunuh bernama Richard Lawrence. Dia ditangkap akibat kejahatannya, tapi pengadilan membebaskan Lawrence dengan dalih dia gila.
Berbulan-bulan kemudian, dalam kondisi mabuk, Richard Lawrence mengaku pada kawan-kawannya, bahwa aksi penembakan yang ia lakukan terhadap Presiden Andrew Jackson adalah perintah sekelompok orang kuat di Eropa, yang menjamin akan melindungi dia jika sampai tertangkap.
Ketika Presiden Andrew Jackson ditanya, apa pencapaian terpenting dalam 2 periode kekuasaannya sebagai Presiden Amerika, dia menjawab, "Penutupan Bank Sentral!" Selama 75 tahun kemudian, Amerika tidak memiliki bank sentral, dan negara itu tumbuh makmur serta kaya-raya, tanpa utang!
Tetapi, sekali lagi, kisah itu belum selesai. Setelah menikmati kemakmuran dan kekayaan serta terbebas dari jerat utang selama 75 tahun, bank sentral kembali dipaksakan untuk berdiri di Amerika Serikat. Sosok penting (dan misterius) di balik peristiwa itu bernama Jacob Schiff.
Sekarang kita mulai paham, kenapa ada tokoh di Indonesia (dan tentu juga di negara-negara lain) yang sampai ngotot dan mati-matian berutang dan terus menumpuk utang, serta berupaya mengajukan segala macam dalih pembenaran atas utang yang dilakukan. Kau tahu siapa yang kumaksud.
Sebagian orang mudah dikibuli oleh media (khususnya media internasional) yang dianggap terkenal. Akibatnya, mereka terpengaruh untuk menilai seseorang berdasarkan penilaian media. Jika media-media itu memuji Si A, kita ikut memuji-muji Si A. Padahal media punya kepentingan.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 12 Mei 2018.