Di depan rumah yang sepi, bocah ini duduk sendirian sambil menangis pilu. Karena kasihan, saya pun mendekat, duduk di sampingnya, dan bertanya, “Kenapa kamu menangis?”
Dengan terbata-bata, dia menjawab, “Aku bilang ke teman-temanku, di dunia ini tidak ada yang mengalahkan mbakyuku. Tapi mereka tidak percaya!”
“Kenapa mereka tidak percaya?”
“Soalnya... aku tidak punya mbakyu. Fu... fu... fu....”
Saya merasa senasib dengannya.