Kamis, 22 Agustus 2019

Noffret’s Note: Dagang Jiwa

Film-film pendek yang merekam peristiwa kerusuhan Mei '98 dan kisah penculikan aktivis itu bagus disebarkan, untuk mendidik mereka yang tidak tahu/tak mengalami. Tapi jika tujuannya cuma untuk menjatuhkan lawan politik, itu sama saja berdagang jiwa... dan, maaf, itu menjijikkan.

Film-film itu rata-rata disebarkan para pendukung Jokowi, dan di dalamnya tersirat tuduhan kepada Prabowo sebagai pelaku penculikan. Fine! Tetapi KALAU MEMANG BEGITU KENYATAANNYA, kenapa selama ini pemerintahan Jokowi terkesan mendiamkan dan cuek pada kasus penculikan/HAM itu?

Selama lima tahun berkuasa, pemerintahan Jokowi sama sekali tidak mengutik kasus itu, bahkan tampak tidak ada itikad untuk mengusutnya. Kini, giliran bersaing dengan Prabowo dalam perebutan pilpres, video (dan tuduhan) itu disebarkan untuk keperluan kampanye. Miris sekali...

Sebenarnya aku malas ngomong ginian, karena nanti bisa dituduh mendukung salah satu capres. In fact, aku tidak peduli urusan pilpres, dan aku sudah memilih golput. Tapi memanfaatkan penderitaan korban atau keluarga korban penculikan untuk tujuan kampanye itu sungguh tak bermoral.

Penyebaran video-video itu mungkin dimaksudkan untuk menjatuhkan integritas Prabowo. Tetapi, di mataku, penyebaran video itu justru menjatuhkan integritas Jokowi sendiri, karena seolah Jokowi menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan lawan, termasuk dengan memperdagangkan jiwa.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 8 April 2019.

 
;