Minggu, 01 Desember 2024

Pengetahuan Sejati

Gordon Pennycook, peneliti psikologi misinformasi, University of Regina, Kanada, mengatakan, “Media sosial tidak memberi insentif terhadap kebenaran, ia memberi insentif pada keterlibatan.” 

Kalimat itu diucapkan Pennycook, setelah melakukan penelitian terkait penyebaran hoax atau berita palsu di berbagai media sosial. Dalam penelitian, Pennycook menemukan bahwa orang [sebenarnya] bisa mengenali mana berita palsu atau hoax. 

Yang mencengangkan, Pennycook juga mendapati bahwa, bahkan setelah mengetahui itu hoax atau berita palsu, orang tetap memiliki keinginan untuk menyebarkannya. Kenapa? Jawabannya tentu bukan untuk menyebarkan kebenaran, karena mereka tahu itu hoax.

Orang-orang punya kecenderungan menyebarkan apa saja di media sosial—termasuk hoax dan kebohongan—merujuk penelitian Pennycook, tidak bermaksud menyebarkan pengetahuan atau kebenaran, melainkan demi mendapat “keterlibatan” (retweet, share, love).

Itulah kenapa Pennycook sampai pada kesimpulan, “Media sosial tidak memberi insentif terhadap kebenaran, ia memberi insentif pada keterlibatan.” 

Karenanya, dari dulu—bahkan sebelum ada media sosial—aku percaya bahwa pengetahuan sejati ada dalam keheningan.

 
;