Ada istilah aneh sekaligus konyol, yang hanya ada di Indonesia; "pejuang nikah muda".
Daripada "memperjuangkan" diri dan orang-orang lain cepat kawin, mending memperjuangkan pendidikan yang lebih baik, atau memperjuangkan lingkungan agar jadi tempat yang nyaman dihuni bersama.
Daripada nikah muda, mending meruntuhkan peradaban.
"Pejuang nikah muda" itu menunjukkan sempitnya pikiran mereka, karena yang diurusi terus menerus cuma selangkangan. Oh, well, tentu saja dengan dalih ajaran agama dan segala macam. Tapi intinya sama saja; selangkangan!
Pejuang nikah muda = pejuang cepat kawin = ... Ya, kau tahu.
Jika memang yang menjadi concern adalah pernikahan, jauh lebih baik memperjuangkan kesadaran dan kematangan pikiran/mental sebelum menikah. Itu lebih baik dan lebih mulia, karena mengajak orang menikah secara bertanggung jawab, dengan persiapan yang benar-benar baik dan matang.
Sayangnya, para "pejuang nikah muda" itu menempatkan selangkangan di tempat teratas, karena "yang penting nikah aja dulu, urusan lain biar diurus belakangan."
Tentu saja itu "trik jualan", agar "perjuangan" mereka laku dan menarik banyak pengikut. Bukan begitu, para "pejuang"?
Dalam pikiranku, para "pejuang nikah muda" itu bukan memperjuangkan sesuatu agar lebih baik, tapi sedang menjual sesuatu dan berharap dagangannya laku. Karenanya, mereka tak peduli kalau perkawinanmu bubar di tengah jalan (akibat tidak ada persiapan), karena mereka cuma jualan.
Mereka juga menjual slogan tolol, "Daripada zina lebih baik nikah muda". Slogan itu dengan jelas menunjukkan seperti apa isi otak mereka. Kalau memang otakmu hanya berisi urusan selangkangan, silakan! Tapi jangan menyamaratakan semua orang punya otak sekotor isi otakmu!
Slogan "Daripada zina lebih baik nikah muda" itu mungkin berasal dari orang yang isi otaknya cuma selangkangan, lalu berpikir semua orang sekotor dirinya. Pola pikir semacam itu dengan jelas menunjukkan seperti apa isi pikiran penggagas dan "pejuang"nya. Ya jualan selangkangan!
Kenyataannya, selangkangan memang selalu laku dijual, apalagi dibungkus dengan embel-embel agama. Dan para penjualnya menyebut diri mereka sebagai "pejuang nikah muda". Benar-benar cara berjualan yang licik sekaligus menyesatkan! Dan anak-anak merekalah yang kelak menjadi korban!
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 3-4 Agustus 2019.