Ingin membicarakan politik bersama mbakyuku. Apppeeeuuuuuhh...
Omong-omong soal politik, aku jadi ingat istilah lain; pondasi. Siapa sebenarnya yang pertama kali menulis “pondasi” dalam artikel/berita, lalu ditiru banyak orang lain hingga menjadi kekeliruan massal? Merujuk KBBI, yang benar adalah “fondasi”, bukan “pondasi”—pakai f, bukan p.
Dalam beberapa tahun terakhir, aku telah membaca/menemukan tak terhitung banyaknya artikel/berita yang di dalamnya termuat kata “pondasi”, ketika si penulis seharusnya menggunakan kata “fondasi”. Dan selama itu pula, aku mikir, apa memang penulisan kata itu sudah berubah?
Ternyata tidak, karena yang benar tetap “fondasi”. Mengutip KBBI, beginilah deskripsi formalnya; fondasi/fon•da•si/ n dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat) di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan; fundamen.
(Tambahan; fundamental, bukan pundamental).
Sebenarnya aku tahu media apa yang pertama kali keliru menulis “pondasi”, hingga ditiru media-media lain sampai sekarang, tapi gak enak kalau aku sebutkan di sini. Sekadar saran, kalau ada pekerja media yang kebetulan orang Sunda, ingatkan dia untuk patuh pada bahasa Indonesia.
Ini tidak bermaksud rasis lho, ya. Cuma, seperti kita tahu, orang Sunda punya semacam kebiasaan menggunakan P untuk kata yang seharusnya F. Bisa jadi, penulisan “pondasi” itu berawal dari orang Sunda yang, karena terbiasa menggunakan P, akhirnya mengubah “fondasi” jadi “pondasi”.
*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 14 Agustus 2021.