Jumat, 20 Desember 2024

Beban Terberat Pacaran

Beban terberat pacaran—setidaknya bagiku—bukan uang, bukan kesetiaan, bukan tanggung jawab (aku punya semua itu)... tapi waktu. Aku tidak punya waktu! Sementara pacaran menuntut banyak waktu. Dari waktu nilpon, chatting, sampai ketemuan, dan lain-lain.

Cewek tuh ya—tolong maafkan kalau ini kasar—waktu belum jadian, sok jaimnya selangit. Tapi kalau sudah jadian, penginnya ketemuuuuuuuuuu terus. Bahkan sudah ketemuan lama saja, sering kali tidak cukup. Cewek masih butuh diperhatikan, ditilpon, dan lain-lain.

Karenanya, menurutku, aktivitas pacaran hanya cocok untuk orang-orang selo, yang punya banyak waktu luang, lebih bagus lagi kalau pengangguran! Orang-orang sibuk yang punya banyak kerjaan biasanya kewalahan kalau pacaran, karena sulit membagi waktu yang terbatas.

Terkait hubungan dengan perempuan, aku percaya bahwa setiap pria menghadapi dua pilihan... dan dia harus memilih! Pertama, mengejar impiannya. Atau kedua, menjalin hubungan dengan perempuan. Mungkin ada yang bisa mendapatkan keduanya, tapi itu satu banding sejuta.

Semakin tinggi impian/ambisi seorang pria, semakin sedikit waktu yang dimilikinya. Dan itu artinya, sekali lagi, dia harus memilih. And then, inilah hasilnya: Jika pria mengejar impiannya, perempuan akan mengikuti. Tapi jika pria mengejar perempuan, impiannya akan hilang.

Jadi, di sisi lain, perempuan juga menghadapi dua pilihan. Pilihan pertama, pria yang punya banyak waktu luang hingga bisa terus asyik pacaran, tapi tidak punya masa depan... atau pilihan kedua, pria yang jarang punya waktu luang untuk pacaran tapi punya masa depan.

Mungkin memang ada pria yang punya banyak waktu luang untuk pacaran, sekaligus punya masa depan gemilang. Tapi, realistis sajalah, itu satu banding sejuta! Kamu benar-benar beruntung kalau bisa seperti itu, atau punya pacar yang seperti itu... jika bukan utopia. 

 
;