Ada banyak kejahatan di dunia yang pelakunya tidak dapat ditangkap, karena tidak adanya bukti yang langsung terkait dengannya. Sering kali, penjahat berbahaya tidak seperti di film-film, yang tampak jahat dan bengis. Sebaliknya, mereka sering tampak lemah, santun, tipe “orang biasa”.
Ketika orang berangasan atau tampak jahat dan bengis diduga terkait suatu kejahatan, kita sangat mudah menuduhnya—“pasti dia pelakunya!” Tapi bagaimana jika suatu kejahatan mengarah pada orang yang tampak ramah, lemah lembut, jenis orang yang “tidak mungkin berbuat jahat”?
Persepsi kita telah lama dirusak oleh film mengenai orang jahat dan orang baik, hingga kita—tanpa sadar—sok tahu mana “orang baik” dan mana “orang jahat”. Kita sangat mudah menuduh orang yang “seperti anu” pasti baik, dan orang yang “seperti itu” pasti orang jahat.
Faktanya, orang baik dan orang jahat sering kali tidak bisa diidentifikasi melalui penampakan, penampilan, atau wujud luar mereka. Tanyakan pada Densus 88, apakah para teroris yang mereka tangkap tampak seperti bajingan? Tidak! Para teroris itu justru tampak seperti orang baik.