Selasa, 23 November 2010

Belajar atau Mati (2)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Penemuan dan penciptaan fitur terakhir, yakni 3G, hari ini telah dianggap sebagai penciptaan paling dahsyat yang ada di dalam pikiran manusia. Orang sekarang dapat berkomunikasi secara face to face, tak peduli jarak mereka terpisah sejauh berkilo-kilo meter. Sesuatu yang dulu dianggap hanya ada di dalam film-film fiksi ilmiah sekarang telah dapat diwujudkan di dunia nyata.

Tetapi baru saja kita terbuai dengan 3G, tak lama lagi kita akan dikenalkan dengan sesuatu yang jauh lebih hebat dan lebih canggih dari 3G—sesuatu yang disebut sebagai Flash-OFDM (Flash-Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Sebagian kalangan di AS menyebut Flash-OFDM sebagai 4G (Generasi ke-4 setelah 3G). Jika Flash-OFDM telah bisa kompatibel dengan berbagai ponsel yang sekarang beredar, maka 3G yang hebat dan luar biasa itu pun akan segera tergusur.

Saya tidak bisa membayangkan penemuan apa lagi yang akan terus melengkapi kecanggihan ponsel-ponsel kita. Namun catatan ini memang bukan untuk meramalkan hal itu. Tujuan saya memaparkan hal ini adalah untuk memberikan ilustrasi betapa kemajuan selalu mengucapkan ‘selamat tinggal’ kepada apa pun atau siapa pun yang ketinggalan zaman.

Sebuah ponsel yang semahal apa pun, lambat laun harganya akan terus turun dan semakin jatuh. Mengapa? Jawabannya, mengacu pada pemaparan di atas, adalah karena selalu muncul ponsel-ponsel terbaru yang lebih canggih, dengan fitur yang lebih lengkap. Ponsel tidak dinilai dari bentuk wujudnya semata-mata—ia lebih dinilai pada kapasitas dan fitur serta kecanggihan yang ada di dalamnya.

Manusia juga tak jauh beda dengan itu. Manusia tidak semata-mata dinilai berdasarkan wujud fisiknya, namun lebih dari itu ia dinilai dan dihargai sekaligus dihormati karena sesuatu yang ada di balik fisiknya. Untuk memperoleh ‘daya jual’ dan ‘harga’ yang tinggi dalam kehidupan ini, kita tidak bisa hanya memoles wujud luar kita saja, namun yang lebih penting dari itu adalah melengkapi ‘fitur-fitur’ yang ada di dalam diri kita.

Di sinilah perlunya kita melakukan upgrading dan updating.

Nah, apa bentuk upgrading sekaligus updating yang dapat kita lakukan untuk terus meningkatkan (atau setidaknya mempertahankan) ‘harga’ dan ‘daya jual’ kita? Jawabannya begitu jelas sekaligus mutlak; yakni tidak berhenti belajar!

Kita tidak bisa berhenti meningkatkan dan memperbarui diri. Kita tidak bisa merasa sudah cukup sempurna atau merasa sudah lengkap sehingga menghentikan proses pembelajaran, karena kehidupan yang kita jalani terus-menerus menunjukkan dan membuktikan bahwa siapa pun yang tak mau meng-update dan meng-upgrade dirinya sendiri akan tersingkir.

Belajar adalah bukti adaptasi manusia terhadap perubahan kehidupan. Hidup ini memberlakukan hukum yang mutlak sekaligus brutal; beradaptasi atau punah.

Ingat dinosaurus? Kita tahu binatang ini luar biasa besar, bahkan merupakan penguasa dunia pada zamannya. Tetapi sosok yang luar biasa besar ini hancur dan punah karena tak dapat beradaptasi dengan perubahan alam dan iklim kehidupannya. Begitu pula dengan kita. Sehebat apa pun, secerdas apa pun, setinggi apa pun jenjang pendidikan yang telah kita peroleh, kita akan tersingkir dari kehidupan jika tidak mau beradaptasi dengan perubahan zaman yang sangat cepat ini.

Dinosaurus hebat pada zamannya, tapi kemudian punah karena ‘ketinggalan zaman’. Padahal, di masa sekarang, yang disebut ‘zaman’ ini durasinya singkat sekali. Lamanya tidak lagi bertahun-tahun, tapi kadang hanya beberapa bulan, beberapa minggu, atau bahkan hanya beberapa hari. Yang hebat dan luar biasa hari ini, bisa jadi sudah ‘ketinggalan zaman’ besok pagi.

Sekali lagi, lihatlah Nokia 8310. Oh, saya tidak bermaksud mendiskreditkan Nokia, karena saya pun salah satu pengguna Nokia, dan dulu juga menggunakan seri 8310. Dulu, saya rela mengeluarkan uang sampai empat juta untuk mendapatkan ponsel itu. Sekarang, uang empat juta dapat digunakan untuk memperoleh ponsel yang kualitasnya seratus kali lebih hebat dibanding Nokia 8310. Apa artinya itu? Jawabannya kembali pada updating—adaptasi pada kemajuan zaman.

Lanjut ke sini.

 
;