Selasa, 01 Mei 2012

Pembodohan Massal Bernama Isu Pemanasan Global (1)

Bisakah Tuhan membuat batu yang begitu berat,
sehingga Tuhan sendiri tidak kuat mengangkatnya? Ya atau tidak,
jawabannya akan menyiratkan bahwa Tuhan tidak Maha Kuasa.
Paradoks Zaman Kuno


Catatan ini sangat panjang. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kerancuan, sebaiknya bacalah dari awal sampai akhir secara berurutan. Jika waktumu kebetulan sempit, sebaiknya tidak usah membaca catatan ini, atau bacalah pada waktu luang saja.

***

Dua bulan yang lalu, saya menulis catatan berjudul Kebohongan Terbesar Sepanjang Zaman. Catatan yang membahas isu Eugenika itu memang sengaja saya tulis, untuk menjadi semacam prolog atau pendahuluan posting panjang kali ini, yang secara khusus membahas isu pemanasan global.

Meski isu pemanasan global telah muncul sejak beberapa tahun yang lalu, gemanya belum berhenti hingga hari ini. Dan meski telah ada beberapa orang yang berusaha menunjukkan bahwa isu pemanasan global hanyalah omong kosong, namun masih ada jutaan orang di dunia ini yang meyakininya.

Pemanasan global, sebenarnya, bukanlah isu satu-satunya yang pernah menjadi monopoli sebagian orang dalam upaya membodohi orang-orang lainnya. Sejak ratusan tahun yang lalu, berbagai isu digulirkan, diguncangkan, dibuktikan, dibeberkan, bahkan dilengkapi setumpuk “fakta ilmiah”, tetapi muaranya tetap saja isu—sampai kemudian upaya pembodohan itu terbongkar, baik oleh alam ataupun oleh manusia yang kemudian membongkarnya.

Dulu, kita percaya bahwa resesi di dunia terus-menerus terjadi karena “uang” berubah menjadi “mata uang”, karena pencetakan uang tidak lagi di-backup emas sehingga nilainya terus saja merosot dan mengalami inflasi. Ini isu yang dipercayai milyaran orang—bahkan pemerintah di berbagai negara pun mengamininya, dan mendoktrinkan isu itu kepada rakyatnya sebagai “fakta”.

Tetapi kemudian kita tahu keberadaan Bilderberg Group—sekelompok milyuner papan atas—yang sengaja mempermainkan dan menggoncangkan perekonomian dunia demi keuntungan anggota mereka. Daniel Estulin—orang yang membongkar organisasi tersebut—sampai hari ini masih menjadi target pembunuhan.

Dulu, kita percaya bahwa jatuhnya seorang presiden atau pemimpin negara karena memang dikehendaki rakyatnya—karena revolusi, karena reformasi, atau karena tetek bengek demokrasi. Jatuhnya Soekarno, hancurnya Irak dan Saddam Hussein, kacaunya Venezuela, guncangnya Bolivia, sampai mundurnya Soeharto—dulu diyakini sebagai “kehendak rakyat” yang memang menginginkan demokrasi dan kesejahteraan.

Dunia meyakininya—kita juga ikut meyakininya. Sampai kemudian ada seorang mantan bajingan ekonomi bernama John Perkins yang membongkar semuanya… dan dunia pun membelalakkan mata.

John Perkins adalah salah satu agen yang ditugaskan NSA (National Security Agency)—Badan Keamanan Nasional Amerika—untuk menjadi bandit ekonomi yang bertugas “merusak” beberapa negara yang diincar bocah-bocah besar di Amerika. John Perkins menjelajahi Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah, Asia, termasuk Indonesia, untuk apa yang disebutnya sebagai “menjalankan kejahatan korporatokrasi”.

Melalui John Perkins—dan beberapa orang pilihan lainnya—bocah-bocah besar di Amerika mengacaukan bahkan merusak banyak negara, banyak wilayah, demi impian membangun “imperium” yang akan menjadi penguasa dunia—sekaligus memperbudak milyaran manusia.

Sampai kemudian John Perkins “bertaubat”—menyadari kesalahan hidupnya—dan ia membongkar pekerjaan kotornya sendiri dalam sebuah buku yang kemudian mengejutkan dunia. Confessions of An Economic Hit Man, bukunya yang terbit pada 2004, menjelaskan bagaimana dia menjalankan rencana besar Amerika dalam upaya memperbudak negara-negara di kawasan dunia ketiga.

Ketika terbit, peredaran buku itu dihalau dan dibatasi, dan John Perkins pun terancam pembunuhan. Tetapi John Perkins selamat, bahkan kembali menulis buku kedua yang semakin menjelaskan semuanya. Melalui buku keduanya, The Secret History of The American Empire, dunia pun semakin paham bahwa semua “fakta ilmiah” yang terjadi di dunia selama ini hanyalah isu belaka!

Lanjut ke sini.

 
;