Kamis, 21 November 2013

Menghidupkan Nurani (1)

Menyimpan kedengkian dan iri hati itu seperti
menyilet urat nadi sendiri, dan berharap orang lain
yang mati. Pedih, juga konyol.
@noffret


Ini kisah lama yang masih relevan untuk dikisahkan kembali. Bukan untuk membuka luka lama, tetapi untuk belajar kembali tentang manusia. Karena pelajaran tentang manusia adalah pelajaran yang tak pernah berakhir, karena mempelajari manusia lain adalah mempelajari diri sendiri, dan mempelajari diri sendiri adalah pelajaran tertinggi.

Manusia baru disebut manusia sejati jika telah mengenal dirinya sendiri. Dan, bagi kebanyakan kita, kemampuan mengenali diri sendiri sering kali harus menggunakan sarana manusia lain. Untuk berkaca, untuk bercermin, untuk introspeksi, untuk memperbaiki diri. Mempelajari diri sendiri adalah pelajaran yang tak pernah berhenti. Itu pelajaran yang akan terus kita tempuh sampai mati.

Ini kisah lama yang masih relevan untuk dikisahkan kembali. Ini kisah tentang seorang blogger bernama Darwin (bukan nama sebenarnya). Seperti umumnya blogger lain, Darwin punya blog yang ia isi dengan artikel, gambar, dan lain-lain. Ia juga sesekali blogwalking jika kebetulan ada waktu luang, menjalin pertemanan, atau setidaknya komunikasi dengan sesama blogger.

Karena blognya menarik, blog milik Darwin dikunjungi banyak orang. Itu hukum alam—ada gula, ada semut. Berikan sesuatu yang menarik dan bermanfaat bagi orang lain, maka—tanpa diundang—orang-orang akan berdatangan. Blog Darwin menyuguhkan hal itu. Ia memposting hal-hal yang menarik dan bermanfaat bagi orang lain. Dan para pengunjung menyukai blognya, makin hari makin banyak.

Sampai suatu hari, Darwin terpikir untuk mendaftar Google Adsense, agar ia bisa mendapat penghasilan dari blognya. Tentu saja tidak masalah—setiap orang berhak memanfaatkan blognya untuk mendapatkan penghasilan. Singkat cerita, pengajuan Adsense Darwin diterima oleh Google.

Kita tahu bahwa Google tidak sembarangan menerima pengajuan atau pendaftaran Adsense, karena Google harus memastikan blog yang didaftarkan untuk Adsense benar-benar layak, sesuai standar dan persyaratan mereka. Fakta bahwa blog Darwin diterima untuk Adsense menjadi salah satu bukti bahwa blog milik Darwin memang layak baca.

Maka, sejak itu, iklan Adsense pun mulai muncul di blog Darwin, dan ia mulai mendapatkan penghasilan dari Adsense. Mula-mula sedikit. Tetapi, seiring berjalannya waktu, penghasilan Adsense yang diperoleh Darwin semakin banyak, dan itu menjadikannya semakin giat membuat post untuk blognya.

Sampai di sini, sebenarnya tidak ada masalah. Darwin senang, karena bisa mendapatkan penghasilan dari blognya. Pengunjung senang, karena bisa mendapatkan artikel yang diinginkan. Google senang, karena afiliasi Adsense mereka bertambah. Advertiser pun senang, karena produknya makin dikenal. Sekali lagi, sampai di sini tidak ada masalah.

Tetapi, rupanya, ada orang yang iri pada kesuksesan Darwin.

Suatu hari, Darwin mendapatkan e-mail dari Google yang isinya adalah pemutusan Adsense ke blognya, dengan alasan banyaknya klik palsu (click fraud) atas iklan Adsense yang ada di blog Darwin. Berdasarkan laporan Google pula, klik palsu itu jumlahnya mencapai 400-an klik dalam satu waktu. Bagi Google, itu kesalahan yang tak bisa dimaafkan. Sejak itu pula, Adsense dicabut dari blog Darwin, dan ia kehilangan penghasilan yang semula rutin diperolehnya.

Darwin marah, sedih, dan kecewa, tapi ia tak bisa apa-apa. Ia tahu, ada seseorang yang telah sengaja meluangkan waktu untuk meng-klik iklan Adsense di blognya hingga ratusan kali, dengan tujuan agar Google menganggap itu klik palsu. Dan upaya orang itu berhasil. Ia telah berhasil memfitnah Darwin!

Yang jadi masalah, Google tidak peduli apakah klik palsu itu fitnah atau bukan. Dalam Adsense, Google benar-benar keras dan tak bisa ditawar. Kau melakukan kecurangan, saat itu juga kau akan dilempar. Tak peduli kecurangan itu dilakukan sendiri atau orang lain, tidak ada tawar menawar.

Jadi, Darwin tak bisa apa-apa, selain menerima kenyataan pahit itu. Tapi ia menyadari telah menjadi korban kedengkian orang lain. Didorong rasa frustrasi dan penasaran ingin menemukan bajingan yang telah memfitnahnya, Darwin menggunakan keahliannya—investigasi.

Bagi sebagian orang, internet atau dunia maya mungkin dianggap dunia tidak jelas. Padahal, sebaliknya, internet adalah dunia yang sangat jelas, karena apa pun bisa dilacak, ditelusuri, sampai ke ujungnya. Artinya, melacak sesuatu di dunia maya jauh lebih mudah dibanding melacak sesuatu di dunia nyata. Di dunia nyata, penjahat bisa menghapus jejak atau barang bukti hingga tak terendus. Di dunia maya, jejak yang telah dihapus sekali pun tetap dapat dilacak.

Menggunakan keahliannya dalam investigasi, Darwin menelusuri jejak si bajingan. Dan dalam hal itu, dia tak pernah gagal. Singkat cerita, Darwin menemukan orang yang telah memfitnahnya—pelaku yang sengaja melakukan klik palsu atas iklan Adsense di blognya. Yang jadi masalah, Darwin mengenal orang itu—meski hanya kenal sepintas. Mereka saling kenal di dunia maya, karena sama-sama blogger.

Setelah menimbang dan memikirkan kenyataan itu cukup lama, Darwin menempuh cara yang dipikirnya cukup bijak. Dia menghubungi orang itu secara baik-baik, dan menanyakan kenapa sampai tega memfitnahnya hingga ia kehilangan penghasilan dari Adsense.

Setelah mencoba berkelit namun gagal, orang itu akhirnya mengakui perbuatannya. Dia menyatakan dengan jujur kalau dia memang pelaku klik palsu itu. Ketika ditanya apa motivasinya, orang itu terus berkelit, dan menyatakan bahwa komputernya atau mouse-nya eror, hingga tak sengaja meng-klik berkali-kali.

Lanjut ke sini.

 
;