Jadi, waktu itu, entah kenapa ada semacam dorongan yang tiba-tiba membuatku ingin melakukan hal itu. Aku menemukannya di sana, tanpa sengaja, ketika suatu malam…
Apa…?
Ooh, oke! Oke!
Ya, ya…
Lanjut ya.
Aku menemukannya di sana, tanpa sengaja, ketika suatu malam sendirian mencari sesuatu. Pada mulanya aku menemukan seorang kawan, terus si kawan ini mengantarkanku ke sebuah tempat, dan kemudian…
Hah…? Apa?
Skrip? Kan nggak pakai skrip?
Udah, kok. Coba dilihat lagi!
Oke, lanjut lagi.
Pada mulanya aku menemukan seorang kawan, terus si kawan ini mengantarkanku ke sebuah tempat, dan kemudian aku ketemu di sana. Oh la la, waktu itulah timbul dalam pikiranku atas hal itu. Aku akan menemuinya. Tapi untunglah hal itu tidak kulakukan—karena beberapa waktu kemudian aku menyadari bahwa itu adalah hal paling konyol yang pernah nyangkut di otakku. Beberapa hari kemudian…
Hah…? Skrip lagi…?
Lho, katanya bebas improv?
Jadi gimana, nih? Ngikut skrip atau improv?
Yup, oke!
Beberapa hari kemudian, mungkin malah beberapa bulan kemudian, aku ketemu lagi di tempat yang sama—dan waktu itulah aku tahu bahwa keputusanku kemarin benar-benar tepat. Hoho, aku tidak melakukannya! Oh, kalau saja dia tahu… Sumpah mati, aku bisa…
Apa? Iya, maksudku juga begitu!
Hah? Gimana, gimana?
Ekspresi?
Uh, oke, okeeh!
Ehm, lanjut. Aduh, sampai dimana nih…?