Sabtu, 02 Februari 2013

Ajari Aku Lupa

Sekarang aku tahu mengapa kita perlu lupa.
Pasti sangat menyiksa jika kita terus mengingat segalanya.
@noffret


Kau tak pernah tahu bagaimana sakitnya jika tak pernah lupa. Kau tak pernah tahu bagaimana pedih hidupmu jika tak pernah lupa. Ketika kau tak mampu lupa, kau akan tahu bahwa kematian lebih menakjubkan dari kehidupan, dan kau ingin menujunya—bagaimana pun caranya. Hanya untuk lupa. Hanya untuk bisa lupa.

Hidup, kadang-kadang, berisi pelajaran penting untuk melupakan—dapat melupakan—tapi kau tak akan mampu melakukannya jika kau tak pernah bisa lupa. Apa pun yang kaulihat, kaudengar, kausaksikan, semuanya tergurat bagaikan ukiran batu, dan kau tak pernah bisa menghapusnya. Bahkan sebentuk titik di udara pun tak bisa kaulupakan.

Kau melihat sesuatu bertahun-tahun lalu, dan kau tak pernah bisa melupakan, bahkan untuk setiap detailnya. Kau mendengar sesuatu bertahun-tahun lalu, dan kau tak pernah bisa melupakan, bahkan untuk setiap getarannya. Kau merasakan sesuatu bertahun-tahun lalu, dan kau tak pernah bisa melupakan, bahkan untuk setiap sentuhannya.

Kau akan ketakutan… terbangun dari tidur di tengah malam dengan keringat dingin di sekujur tubuh, tiba-tiba merasakan ruangan di sekelilingmu berputar… berputar… suara-suara terdengar… gambar-gambar berhamburan dari sisi-sisi dinding, mencengkerammu, mengoyak ketenangan malammu, membungkam jeritanmu.

Seperti tangis hujan—suara deras yang tak dipahami.

Seperti gelegar halilintar—gemuruh di malam sunyi.

Seperti lolong serigala—jerit yang tak dimengerti.

Seperti ketakutan yang kurasakan saat menulis tangisan ini.

 
;