Selasa, 26 Februari 2013

Teman Saya Ikut MLM, lalu Berhenti Menjadi Teman Saya (3)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Untuk menghormatinya, saya pun memenuhi undangan itu. Saya datang ke tempat acara dengan membawa undangan yang telah diberikan. Seperti umumnya acara MLM, acara itu pun penuh ingar-bingar motivasi yang dibawakan para pembicara yang berapi-api.

Selama tiga jam duduk menikmati acara tersebut, sejujurnya saya tidak terkesan sama sekali. Itu bukan hal baru bagi saya. Semua ceramah yang disampaikan para pembicara pun sudah saya hafal di luar kepala—bahkan sebelum mereka mengatakannya. Saya tahu, semua ceramah itu berasal dari buku-buku yang semuanya pernah saya baca.

“Bagaimana?” tanya Rifki ketika kami keluar dari gedung acara itu, menanyakan bagaimana kesan saya terhadap acara tersebut.

“Biasa aja,” jawab saya jujur. “Acara pertemuan MLM memang kayak gitu, kan?”

Bagi Rifki, mungkin acara pertemuan MLM semacam itu adalah hal baru yang menggelorakan semangatnya, yang membakar api hidupnya, bahkan yang membuka pikiran dan hatinya. Tapi saya tahu, bahwa semua “hal baru” yang didengar Rifki—dan orang-orang lain—dalam acara itu pernah saya baca dalam ratusan buku yang ditulis David J. Schwartz, Norman Vincent Peale, Dale Carnegie, Robert Kiyosaki, Stephen R. Covey, Og Mandino, dan puluhan penulis inspirasional lainnya.

Yang disampaikan para pembicara dalam pertemuan itu hanyalah mengulang bahkan mengutip semua yang telah ditulis dalam buku-buku inspirasional. Mungkin terdengar hebat bagi orang yang tak pernah membaca buku, tapi terdengar klise bagi yang telah melahap ratusan buku semacam itu. Jadi, ketika Rifki berharap saya terkesan dengan acara itu, dia pun kecewa. Saya sama sekali tidak terkesan!

Tapi Rifki tidak patah semangat. Dia terus gigih berusaha memprospek saya. Setelah tahu saya tidak bisa “dirayu” melalui acara pertemuan MLM yang penuh gelora, dia mengubah taktik. Kali ini dia menonjolkan produknya. Salah satu produk MLM ABC juga ditujukan untuk detoksifikasi. Rifki tahu saya mengonsumsi produk semacam itu, jadi dia pun mencoba merayu saya agar mengganti produk yang biasa saya konsumsi dengan produknya.

Suatu hari, dia datang ke rumah saya dengan membawa produk tersebut, dan meminta saya mencobanya. Produk itu berbentuk cair yang dikemas dalam botol. Untuk mengonsumsinya, kita hanya perlu menuangkan satu sloki produk itu ke dalam gelas, kemudian menambahkan air putih. Lalu meminumnya. Jika dikonsumsi secara rutin, katanya, produk itu dapat membersihkan racun-racun dalam tubuh kita.

Rifki memberikan sampel gratis untuk saya dengan memberikan satu sloki, dan saya diminta meminumnya. “Coba bandingkan dengan produk yang selama ini kamu konsumsi,” katanya dengan yakin.

Bukan cuma itu. Rifki juga menjanjikan setumpuk “rayuan maut” yang sangat menggiurkan. Bahwa hanya dengan satu sloki saja, saya akan langsung merasakan khasiatnya yang hebat. Jika selama ini saya sering merasa capek, maka produk itu akan menghilangkan capek saya. Jika selama ini saya sering lesu, maka produk itu akan melenyapkan kelesuan saya. Jika selama ini saya sering bangun tidur dengan kepala yang terasa berat karena semalaman berpikir dan begadang, maka produk itu akan memberikan kesegaran bagi saya. Pokoknya hebat. Dan tokcer!

Saya pun meminum produk yang terdengar berasal dari surga tersebut. Besok paginya, ketika terbangun dari tidur, saya sudah berharap bisa mendapatkan janji seperti yang dikatakan Rifki. Tapi kenyataannya tak terbukti. Ketika terbangun dari tidur, saya masih merasakan kepala yang berat dan badan yang lesu seperti biasa—tak ada sedikit pun yang berubah! Hebatnya, atau konyolnya, Rifki menelepon saya waktu itu, dan bertanya, “Bagaimana? Udah terasa khasiatnya, kan?”

Saya menjawab dengan persuasif, “Kayaknya racun dalam tubuhku terlalu banyak, atau aku terlalu lelah bekerja. Jadi produkmu sama sekali nggak memberi perbedaan apa pun. Aku tetap merasa capek dan lesu, dan kepalaku tetap terasa berat.”

Lanjut ke sini.

 
;