Jika harus memilih, aku lebih suka web sederhana
tapi loading-nya ringan, daripada web hebat tapi
loading-nya lambat. Begitu pun lainnya.
—@noffret
tapi loading-nya ringan, daripada web hebat tapi
loading-nya lambat. Begitu pun lainnya.
—@noffret
“Dalam nge-blog, apa yang menurutmu paling penting untuk diperhatikan?”
“Loading!”
“Bisa diperjelas?”
“Loading yang ringan. Semakin ringan loading-nya, semakin bagus. Kecepatan loading itu pula yang pertama kali kuperhatikan saat membuat dan mengelola blog.”
“Kenapa loading sangat penting?”
“Well, hidup punya aturan yang sangat jelas, dan semua orang sepakat. Kalau kita bisa mendapatkan sesuatu yang mudah, kenapa harus mempersulit diri? Maksudku, di luar sana ada jutaan blog hebat, menawan, berkualitas, dengan loading yang sangat ringan dan ramah pengguna. Karena itu, aturan dalam membuat blog—dan aturan hidup lain sepanjang berurusan dengan manusia—adalah ‘mudahkan, jangan persulit!’ Setiap orang menyukai hal-hal yang ramah, bukan yang menjengkelkan.”
“Loading yang ringan termasuk ramah, ya?”
“Benar sekali. Loading yang ringan tak jauh beda dengan senyum yang ramah. Sementara loading yang berat sama dengan sikap menjengkelkan. Kau tahu, aku lebih suka mengakses blog sederhana, bersahaja, tapi loading-nya ringan, daripada blog yang tampil mewah tapi loading-nya sangat berat. Itu hanya buang-buang waktu dan cuma bikin jengkel. Dalam analogi, kau tentu lebih suka orang bersahaja tapi ramah kepadamu, daripada orang yang tampak hebat tapi sikapnya menjengkelkan.”
“Bagaimana kalau kau—entah bagaimana caranya—jatuh cinta pada blog yang kebetulan loading-nya berat?”
“Pertanyaan sulit. Tapi biar kuberitahu sesuatu. Di dunia ini, search engine paling hebat adalah Google. Dan, kita tahu, Google sangat ringan loading-nya. Website paling lengkap adalah Wikipedia, karena menyimpan jutaan artikel. Tetapi Wikipedia juga sangat ringan loading-nya. Di luar sana juga ada jutaan blog yang sangat hebat, dengan konten istimewa, tetapi loading-nya juga sangat ringan. Mereka-mereka yang hebat itu justru menyadari bahwa hal paling penting dalam blog setelah konten adalah kecepatan loading. Jadi, tak peduli secinta apa pun pada sebuah blog, aku akan bilang persetan kepadanya, jika loading-nya lambat dan menjengkelkan.”
“Kalau begitu, loading mengalahkan cinta, dong?”
“Bisa dikatakan begitu. Sebagai pengguna internet, kau punya banyak pilihan. Kalau harus memilih satu di antaranya, mungkin kau akan memilih yang paling berkualitas. Tetapi kau juga pasti akan memperhitungkan loading. Menghadapi blog yang loading-nya lambat, sama saja menyiksa diri. Seperti yang kubilang tadi, aku lebih suka blog yang bersahaja, tapi loading-nya ringan, hingga aku bisa mengaksesnya dengan hati senang.”
“Bagaimana kalau ada blog yang loading-nya ringan, tapi isinya tidak berkualitas?”
“Sebenarnya, pertanyaan semacam itu tidak perlu diajukan.”
“Kenapa?”
“Karena di dunia ini ada jutaan blog yang sangat berkualitas, dan ditunjang loading yang sangat ringan. Jadi, kalau ada blog dengan nilai sempurna semacam itu bertebaran di mana-mana, mengapa kita harus mempersulit diri? Sama saja, kau dikelilingi banyak wanita mempesona yang dengan senang hati mau jadi pacarmu. Kenapa kau harus repot-repot mengejar lawan jenis yang sikapnya menjengkelkan?”
“Sepertinya topik percakapan kita mulai bergeser. Karena kau menyinggung lawan jenis, bagaimana kalau kebetulan kau jatuh cinta pada seseorang, tapi sikapnya menjengkelkan?”
“Jawabannya sama seperti tadi—aku akan bilang persetan dengannya!”