Minggu, 28 Agustus 2016

Dusta yang Nyata

Bocah 17 tahun menikah, lalu dianggap hebat? Aku benar-benar tidak paham, di mana hebatnya? Wong paling menikah saja kok hebat!
—Twitter, 10 Agustus 2016

Sesuatu yang dilakukan miliaran manusia sama sekali bukan hal istimewa. Misalnya menikah. Itu sesuatu yang sangat... sangat... sangat biasa.
—Twitter, 10 Agustus 2016

“Menikah akan membuatmu tenteram, bahagia, dan berkelimpahan. Percayalah.” | Tolong katakan itu pada Dian Pelangi. Dia perlu mendengar itu.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Menikah adalah hal baik. Tapi hal baik itu jadi tampak buruk bahkan memuakkan, akibat diobral terus-terusan dengan penuh kebohongan.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Menikah adalah mulia. Tapi hal mulia itu jadi tampak seperti sampah akibat banyaknya orang mengobral indahnya pernikahan dengan penuh dusta.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Hidup tidak hitam putih, begitu pula perkawinan. Mengatakan bahwa orang menikah pasti bahagia, itu pembodohan dan dusta yang sangat nyata.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Menikah atau tidak adalah soal pilihan. Mengatakan menikah sebagai kewajiban adalah sebentuk kebodohan yang bercampur dengan kebohongan.
—Twitter, 10 Agustus 2016

“Ayo menikah, nanti hidupmu akan lebih bahagia, lebih lancar rezeki. Percayalah.” | Kamu bohong kok serius amat? Ck, ck, ck, kasihan...
—Twitter, 10 Agustus 2016

Orang yang hobi menyuruh-nyuruh orang lain menikah dengan berdalih agar bahagia dll, sebenarnya sedang berupaya membohongi diri sendiri.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Aku tidak pernah menentang pernikahan, karena itu soal pilihan. Yang aku tentang adalah orang-orang yang hobi berdusta atas nama pernikahan.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Yang diinginkan orang-orang yang suka menyuruhmu cepat menikah cuma satu: Yaitu agar kau sama sengsara dan menyesal seperti dirinya.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Bagaimana mengetahui orang bahagia atau tidak dalam perkawinannya? Mudah. Jika dia suka menyuruhmu agar cepat menikah, dia tidak bahagia.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Aku belum menikah bukan karena tidak bisa. Sebaliknya, karena aku bisa. Jadi tolong tidak usah sok-sokan di depanku cuma karena kau menikah.
—Twitter, 10 Agustus 2016

Jika menikah adalah pilihanmu, menikahlah. Setelah itu, tutup cocotmu. Itu jauh lebih baik dan lebih terhormat. Bagimu, dan bagi pasanganmu.
—Twitter, 10 Agustus 2016


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;