Jumat, 20 Agustus 2010

Facebook, BlackBerry, dan “Barang Haram” Lainnya (1)

Peradaban adalah suatu gerakan dan bukan keadaan,
suatu perjalanan dan bukan pelabuhan.
—Arnold J. Toynbee


Ketika muncul berita tentang rencana pengharaman Facebook di Indonesia beberapa waktu yang lalu, saya benar-benar tertarik. Jadi saya pun sempat mengikuti beritanya. Yang saya tahu dan yang saya baca dari berita-berita itu, konon, rencana pengharaman itu bermula karena orang sering lupa hal-hal lain kalau sudah asyik ber-Facebook-ria.

Saya sendiri tidak paham di mana letak keasyikan aktivitas “ber-Facebook-ria”, karena saya tidak terlalu aktif di Facebook. Tetapi, kalau sampai ada pihak-pihak yang ingin mengharamkannya, saya bisa membayangkan sekuat apa sihir Facebook dalam melenakan penggunanya. Nah, apakah sekarang Facebook sudah benar-benar dinyatakan haram, ataukah makruh, atau mubah, atau bahkan sunah, saya tidak tahu—karena saya tidak lagi mengikuti beritanya.

Sekarang, saya teringat soal pengharaman Facebook tersebut, gara-gara membaca berita mengenai pelarangan penggunaan BlackBerry di Arab Saudi. Komisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Arab Saudi memerintahkan tiga layanan telepon genggam di kerajaan itu untuk menutup jasa layanan BlackBerry. Alasannya tak jauh beda dengan alasan pengharaman Facebook di Indonesia, yakni karena “telepon pintar tersebut memberikan dampak negatif pada generasi muda”—begitu yang diungkapkan oleh para pendukung pelarangan itu.

Menurut mereka yang mendukung pelarangan BlackBerry di sana, BlackBerry dinyatakan sebagai “biang masalah” bagi anak-anak muda. Anak-anak muda yang dimaksudkan adalah para pelajar dan mahasiswa, yang sepertinya tidak bisa lepas dari piranti canggih itu, sehingga sering terlena dan lupa pada segala-galanya kalau sudah “ber-BlackBerry-ria”.

Ini aneh, pikir saya. Dan konyol. Juga lucu.

Kalau suatu benda diciptakan untuk maksud dan tujuan positif, dan kemudian ternyata digunakan untuk hal yang negatif, kira-kira siapakah yang seharusnya bertanggung jawab? Benda itu—ataukah penggunanya? Sepertinya tidak perlu seorang profesor untuk dapat menjawab pertanyaan itu.

Kalau saya membuat pisau dengan tujuan untuk mengupas bawang, tapi kemudian pisau itu digunakan orang lain untuk menggorok leher orang, siapakah yang harus bertanggung jawab? Tentu saja pelaku penyalahgunaan pisau itulah yang bertanggung jawab, kan? Dia telah memperlakukan sesuatu dengan tidak semestinya—menggunakan pisau pengupas bawang untuk menggorok leher orang. Pisau ataupun pembuatnya sama sekali tak bersalah, karena dia tak memaksudkan pisau buatannya untuk tujuan negatif semacam itu.

Jadi, kalau Facebook diharamkan dan BlackBerry dilarang dengan alasan karena kedua benda itu disalahgunakan oleh orang-orang yang memakainya, saya pikir itu aneh. Dan konyol. Juga lucu.

Dan kalau Facebook atau BlackBerry dilarang serta diharamkan karena dasar alasan seperti di atas, maka kita bisa menyusun setumpuk daftar benda dan hal lain yang rasanya juga perlu dilarang dan diharamkan. Contohnya seperti berikut:

Buku. Buku perlu dilarang, karena saya sering lupa pada segala-galanya kalau sudah berdekatan dengan buku, apalagi kalau sudah asyik membacanya. Jika buku tidak dilarang, masa depan generasi muda akan terancam—khususnya masa depan saya.

Komputer dan laptop. Benda ini juga perlu dilarang, karena orang sering lupa berdiri kalau sudah duduk di depan komputer atau laptop. Selain itu, banyak orang yang menyimpan film bokep dalam harddisk komputernya. Jika komputer dan laptop tidak dilarang, masa depan generasi muda akan terancam—khususnya genarasi muda yang suka menyimpan film bokep di komputernya.

Internet. Haduh, barang yang satu ini harus segera dilarang dan diharamkan, karena internet adalah sumber maksiat! Orang bisa berjudi lewat internet, bisa selingkuh lewat internet, dan segala macam kejahatan bisa terjadi di sini—dari pembobolan rekening orang sampai negosiasi prostitusi. Internet juga menjadi sarana paling ampuh dalam hal penyebaran pornografi. Intinya, internet dan segala isinya adalah sumber maksiat nomor satu di dunia, karenanya harus segera diharamkan.

Lanjut ke sini.

 
;