Genta bukanlah genta sebelum dibunyikan.
Lagu bukanlah lagu sebelum dinyanyikan.
Cinta di sanubari bukan untuk dipendamkan.
Cinta bukanlah cinta sebelum dipersembahkan.
(Oscar Hammerstein)
Lagu bukanlah lagu sebelum dinyanyikan.
Cinta di sanubari bukan untuk dipendamkan.
Cinta bukanlah cinta sebelum dipersembahkan.
(Oscar Hammerstein)
Salah satu kesedihan yang kerap kali menimpa manusia adalah kesedihan karena ditinggal mati orang yang dicintai. Orang itu bisa ayah, ibu, suami, istri, anak, sahabat, atau orang-orang terdekat lainnya.
Kesedihan ini pula yang dirasakan Khafidz, seorang sahabat saya, saat ibunya tercinta pergi untuk selama-lamanya. Dia menangis saat pertama kali mendapati ibunya telah menghembuskan napas terakhir, dan dia tetap menangis pada waktu-waktu sesudahnya setiap kali teringat pada orang yang sangat disayanginya itu. Saya pernah bertanya mengapa dia selalu menangis seperti itu, dan Khafidz menjawab, “Aku sedih setiap kali teringat Ibu, karena selama ini aku belum pernah mengatakan bahwa aku sangat mengasihinya.”
Kesedihan yang paling utama barangkali adalah menjalani hidup tanpa pernah mencintai. Tapi hampir sama sedihnya adalah meninggalkan dunia ini tanpa sempat mengatakan pada orang yang kita cintai bahwa kita mencintai mereka.
Kehidupan ini telah membuat kita yakin bahwa kebahagiaan kita tergantung pada orang-orang lain yang mencintai kita. Namun ini sebenarnya cara berpikir yang terbalik, yang telah menimbulkan begitu banyak masalah bagi kita. Yang benar adalah bahwa kebahagiaan itu tergantung pada usaha kita untuk memberikan cinta. Ini bukan tentang apa yang masuk ke dalam; ini adalah tentang apa yang mengalir ke luar.
Stephen Levine punya pertanyaan yang bagus sekali untuk kita renungkan. Katanya, “Seandainya kau akan mati segera dan hanya punya waktu untuk menelepon satu kali, siapakah yang akan kau telepon dan apa yang akan kau katakan? Dan... mengapa kau masih menunggu?”
Pernyataan cinta mungkin terkesan aneh atau bahkan lucu ketika kita tak terbiasa menyatakannya. Pernyataan sayang mungkin terasa asing ketika kita terbiasa acuh tak acuh dengan keluarga, meski sebenarnya kita menyayangi mereka. Pernyataan rindu mungkin terdengar sinting karena kita tak terbiasa mengungkapkannya. Tetapi itu semua akan memberikan nuansa yang baru untuk hidup kita, akan memberikan rasa kedekatan yang baru dalam hubungan kita, akan menerpakan angin kesegaran yang sejuk dalam hati kita.
Selain itu, satu-satunya cara kita memahami makna dan maksud sejati dari cinta adalah kesediaan untuk membayar harganya. Kita harus pergi ke luar dan menempuh risiko untuk menyampaikannya. Sebelum ajal sampai di tenggorokan, tak ada salahnya kita mulai belajar untuk mengungkapkan perasaan kita terhadap orang-orang yang kita cintai, yang kita kasihi, daripada harus menyesal karena tak punya kesempatan untuk itu lagi. Hidup ini terlampau singkat untuk menyembunyikan kasih sayang.
Jadi, mengapa tak dimulai saja?