Rabu, 08 September 2010

After Silence

Kurangkai nada lagu indah, kupahat bait puisi cinta. Di sini... tak ada yang tahu kekosongan paling mencekam adalah dalam lagu indah. Di sini... tak ada yang mengerti kehampaan paling hambar adalah dalam bait puisi cinta.

Sendiri menghadapi sunyi yang tak terucap. Kata-kata menjadi mati. Kata-kata tak berarti.

Malam ini indah, manis. Kupeluk kenyataan setelah fatamorgana. Kutepis khayal. Kugenggam api, kuhangatkan pintu hati. Kurangkai nada lagu indah. Kupahatkan bait puisi cinta.

Waktu datang dan berlalu—tak peduli suka, duka.

Sudah kutanyakan pada apa, pada siapa. Pada mula pada pula, pada pelangi, pada mentari. Kepada apa lagi harus kurangkai nada lagu, jika lagu hanyalah not kosong tanpa kata? Di mana lagi harus kupahat bait puisi, jika puisi hanyalah angka tanpa makna?

Malam ini sepi, sunyi...

...dan bait puisi cinta mengabadi.

 
;