….
….
“Tempo hari, waktu aku lihat daftarnya, kok nggak ada ya?”
“Nggak ada gimana?”
“Itu, maksudku, nggak ada garis seperti yang dulu aku lihat.”
“Yakin tuh, nggak ada?”
“Iya. Udah aku lihat bolak-balik. Malah dulu sempat hafal, karena sering lihat. Makanya, aku tuh heran banget pas kemarin lihat di sono kok udah nggak ada.”
“Nah, gimana ceritanya kok kamu sampai lihat daftar itu lagi?”
“Hehehe, sebenarnya sih nggak sengaja. Iseng aja waktu itu—terus aku lihat-lihat, dan sadar kalau memang udah nggak ada.”
“Kamu lihat ke sumbernya?”
“Ya.”
“Dan memang nggak ada?”
“Ya.”
“Kalau begitu memang nggak ada, dunk.”
“Makanya, aku kan heran, karena dulu aku yakin betul itu ada.”
“Kamu punya copy-nya? Maksudku, waktu masih ada something yang kamu lihat itu.”
“Ada. Kebetulan itu dulu tersimpan di memori. Aku kirim aja ya.”
“Sip. Aku tunggu.”
….
….
“Oke.”
“See…? Yang kamu lihat itu versi dulu, ketika masih ada. Sekarang aku kirimkan yang udah nggak ada.”
….
….
“Oke lagi.”
“Nah, nggak ada, kan?”
“Iya, bener. Nggak ada. Hei, tahu perbedaan ini kan sulit, tuh. Gimana kamu bisa membedakan yang dulu sama yang sekarang?”
“Kan udah kubilang tadi. Aku nemu itu tanpa sengaja, karena iseng.”
“Gitu ya.”
“So, menurutmu, kenapa bisa kayak gitu.”
“Wah, bisa ada banyak kemungkinan.”
“Yang paling logis aja deh.”
“Mungkin terbakar.”
“Ya, itu sangat logis—aku juga sempat berpikir begitu. Tapi kenapa?”
“Kalau opsimu?”
“Aku nggak yakin. Bisa saja itu terbakar karena pengaruh objek lain yang bersinggungan dengannya, tapi… aku nggak yakin kalau bisa serentan itu buat terbakar.”
“Eh, kamu tahu sejak kapan perbedaan ini terjadi?”
“Sejujurnya, nggak. Aku sama sekali nggak tahu dan nggak yakin kapan hal itu berubah. Aku cuma tahu bahwa dulu itu ada dan sekarang udah nggak ada.”
“Ini mengingatkanku pada sebuah frasa tertentu…”
“Ya…?”
“Pernah dengar frasa ‘Menjelang dan Hilang’?”
“Terdengar sinonim, ya?”
“Nah, maksudku, bisa saja kasus ini juga semacam itu—menjelang dan hilang.”
“Mungkin ya, tapi kita kembali pada pertanyaan sederhana, ‘mengapa?’ Maksudku, mengapa itu bisa hilang?”
“Oke, anggap saja kamu udah tahu jawabannya. Apa yang kemudian kamu lakukan untuk hal ini?”
“Tentu saja aku melakukan tepat sama seperti itu.”
“Menjelang dan hilang?”
“Ya, menjelang dan hilang. Dan itu sekarang udah kulakukan.”
“Really…? Bisa kamu katakan lebih jelas?”
“Kamu nggak perlu mendengarku mengatakannya. Kamu bisa melihatnya sendiri.”
….
….
*) Ditranskrip untuk kesenangan pribadi
….
“Tempo hari, waktu aku lihat daftarnya, kok nggak ada ya?”
“Nggak ada gimana?”
“Itu, maksudku, nggak ada garis seperti yang dulu aku lihat.”
“Yakin tuh, nggak ada?”
“Iya. Udah aku lihat bolak-balik. Malah dulu sempat hafal, karena sering lihat. Makanya, aku tuh heran banget pas kemarin lihat di sono kok udah nggak ada.”
“Nah, gimana ceritanya kok kamu sampai lihat daftar itu lagi?”
“Hehehe, sebenarnya sih nggak sengaja. Iseng aja waktu itu—terus aku lihat-lihat, dan sadar kalau memang udah nggak ada.”
“Kamu lihat ke sumbernya?”
“Ya.”
“Dan memang nggak ada?”
“Ya.”
“Kalau begitu memang nggak ada, dunk.”
“Makanya, aku kan heran, karena dulu aku yakin betul itu ada.”
“Kamu punya copy-nya? Maksudku, waktu masih ada something yang kamu lihat itu.”
“Ada. Kebetulan itu dulu tersimpan di memori. Aku kirim aja ya.”
“Sip. Aku tunggu.”
….
….
“Oke.”
“See…? Yang kamu lihat itu versi dulu, ketika masih ada. Sekarang aku kirimkan yang udah nggak ada.”
….
….
“Oke lagi.”
“Nah, nggak ada, kan?”
“Iya, bener. Nggak ada. Hei, tahu perbedaan ini kan sulit, tuh. Gimana kamu bisa membedakan yang dulu sama yang sekarang?”
“Kan udah kubilang tadi. Aku nemu itu tanpa sengaja, karena iseng.”
“Gitu ya.”
“So, menurutmu, kenapa bisa kayak gitu.”
“Wah, bisa ada banyak kemungkinan.”
“Yang paling logis aja deh.”
“Mungkin terbakar.”
“Ya, itu sangat logis—aku juga sempat berpikir begitu. Tapi kenapa?”
“Kalau opsimu?”
“Aku nggak yakin. Bisa saja itu terbakar karena pengaruh objek lain yang bersinggungan dengannya, tapi… aku nggak yakin kalau bisa serentan itu buat terbakar.”
“Eh, kamu tahu sejak kapan perbedaan ini terjadi?”
“Sejujurnya, nggak. Aku sama sekali nggak tahu dan nggak yakin kapan hal itu berubah. Aku cuma tahu bahwa dulu itu ada dan sekarang udah nggak ada.”
“Ini mengingatkanku pada sebuah frasa tertentu…”
“Ya…?”
“Pernah dengar frasa ‘Menjelang dan Hilang’?”
“Terdengar sinonim, ya?”
“Nah, maksudku, bisa saja kasus ini juga semacam itu—menjelang dan hilang.”
“Mungkin ya, tapi kita kembali pada pertanyaan sederhana, ‘mengapa?’ Maksudku, mengapa itu bisa hilang?”
“Oke, anggap saja kamu udah tahu jawabannya. Apa yang kemudian kamu lakukan untuk hal ini?”
“Tentu saja aku melakukan tepat sama seperti itu.”
“Menjelang dan hilang?”
“Ya, menjelang dan hilang. Dan itu sekarang udah kulakukan.”
“Really…? Bisa kamu katakan lebih jelas?”
“Kamu nggak perlu mendengarku mengatakannya. Kamu bisa melihatnya sendiri.”
….
….
*) Ditranskrip untuk kesenangan pribadi