Selasa, 01 September 2015

Noffret’s Note: Nasi Uduk

Sarapan nasi uduk. Dengan heran, temanku berkata, “Ini nasi uduk,
tapi kok nggak ada uduknya, ya?” | Mungkin “uduk” termasuk barang gaib.
—Twitter, 10 Juni 2015

Tuhan memang Maha Penyayang. Buktinya ada nasi uduk.
—Twitter, 6 Juni 2014

Nasi uduk, nasi tomat, dan nasi kebuli, adalah bukti empiris
bahwa manusia (memang) bisa berpikir.
—Twitter, 15 November 2014

Sering kali aku merasa, mencari nasi uduk jauh lebih sulit
daripada mencari pasangan hidup.
—Twitter, 8 Desember 2014

Terpujilah perempuan-perempuan yang bisa membuat nasi uduk.
Keberkahan Semesta menyertai hidup kalian.
—Twitter, 8 Desember 2014

Aku membayangkan, bidadari di surga adalah sosok-sosok indah yang
mampu membuat nasi uduk dengan butiran-butiran nasi yang terpisah.
—Twitter, 8 Desember 2014

Selama aku masih bisa menikmati nasi uduk, batagor, rokok,
teh hangat, dan buku bagus, aku tidak punya alasan untuk mengeluh.
—Twitter, 17 September 2014

#DoaSyukur Aku bersyukur ada nasi uduk di dunia ini.
Apa jadinya hidup kalau tak bisa makan nasi uduk?
—Twitter, 13 Januari 2015


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.
 
 
;