Selasa, 20 November 2018

Teman yang Tak Berkhianat

Berdasarkan usianya yang sudah sepuh, Amancio Ortega mestinya sudah pensiun, menikmati masa tua, apalagi dia sudah kaya-raya (pernah peringkat 2 di Forbes). Tapi dia tetap bekerja setiap hari.

Setiap kali aku merasa malas bekerja, aku akan ingat dirinya, dan merasa sangat malu.

Elon Musk bekerja 18 jam setiap hari, dan kerja keras itu terus dilakukannya sampai hari ini, ketika dia mestinya bisa santai dan menikmati statusnya sebagai miliuner.

Setiap kali aku ogah-ogahan bekerja dan ingin malas-malasan, aku akan ingat dirinya, dan merasa sangat malu.

Dulu, ketika pertama kali merancang mobil, Henry Ford bekerja nyaris 24 jam setiap hari. Dia makan dan tidur di bengkelnya, tidak melakukan apa pun selain bekerja.

Dari dulu sampai sekarang, orang-orang hebat senang bekerja. Karena kerja keras adalah teman yang tak berkhianat.

Bertahun-tahun kemudian, Larry Ellison melakukan hal serupa. Ketika merangkak dari jurang nasib dan berusaha membangun hidupnya, Ellison juga bekerja nyaris 24 jam setiap hari. Dan, sekali lagi, kerja keras tak berkhianat.

Bertarung Melawan Takdir » http://bit.ly/1GV12Ge 

Aku sering mendengar orang mengatakan, "Kerja tidak perlu ngoyo, hiduplah dengan santai."

Kedengarannya bagus. Dan aku bertanya-tanya, apa yang telah mereka capai dengan itu? Sayangnya, kebanyakan mereka tidak mencapai apa pun, selain hanya nasihat yang terdengar bagus itu.

Hidup tentu akan lebih mudah dijalani kalau saja kita bisa santai setiap hari, foya-foya, dan uang serta prestasi datang sendiri. Sayangnya, kehidupan kita tidak memberlakukan aturan asoy semacam itu. Jangankan kehidupan manusia, bahkan kehidupan binatang pun tidak semudah itu.

Beberapa orang kadang memberi contoh ekstrem, "Orang bisa mati karena kelelahan bekerja."

Benar. Tapi lihatlah realitas secara lebih adil. Jauh lebih banyak orang yang mati karena tidak bekerja, daripada yang mati karena bekerja. Bekerja keras BERBEDA dengan kelelahan bekerja.

Kita perlu BEKERJA KERAS, bukan BEKERJA SAMPAI KELELAHAN. Itu dua hal yang berbeda. Kerja keras adalah aktivitas yang terarah dan terukur, bukan asal bekerja sampai mati kelelahan.

Kerja keras tidak membuatmu mati. Yang membuatmu mati adalah kelelahan. Itu dua hal yang berbeda.

Beberapa "penelitian ilmiah" bahkan ada yang sampai menyatakan bahwa bekerja keras tidak baik untuk kesehatan.

Ada yang terlewat dari penelitian itu, yang perlu diluruskan.

Bekerja keras memang tidak baik untuk kesehatan, jika—dan hanya jika—si pelaku tidak menyukai pekerjaannya.

Kalau kau setiap hari harus mengerjakan sesuatu, padahal kau tidak menyukai (apalagi membenci) yang kaulakukan, hasilnya memang jelas: Kau akan hancur luar-dalam. Kehidupan, kesehatan, bahkan kewarasanmu akan sama-sama rusak. Itu jelas, dan sangat mudah dipahami.

Tetapi...

Tetapi, kalau kau mencintai yang kaulakukan, dampak kerusakan semacam itu tidak terjadi.

Kalau kita bekerja keras setiap hari, dan kita mencintai yang kita lakukan, kita akan jauh dari kelelahan, karena bekerja dengan pikiran senang.

Yang membuat lelah bukan kerja, tapi stres.

Aku mencintai kerja keras, dan aku akan melakukannya sampai kapan pun, selagi bisa.

Bagi bocah sepertiku, bekerja adalah permainan yang menyenangkan. Sebegitu menyenangkan, hingga aku ingin terus melakukannya... dan melakukannya dengan sangat serius.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 29 Oktober 2018.

 
;