Senin, 02 September 2019

Noffret’s Note: IPCC

Rasanya frustrasi setiap kali membaca uraian ilmiah mengenai perubahan iklim, tapi sumbernya IPCC. Meski berada di bawah PBB, IPCC adalah organisasi bermasalah, dan sarat kepentingan. Segelintir ilmuwan yang benar-benar "netral" lebih memilih tidak bergabung dengan mereka.

Dalam deskripsi formal, "Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) atau Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim adalah panel ilmiah yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia."

Tambahan informal, "Yang bisa dikendalikan". Itu sebenarnya sudah rahasia umum.

Karenanya, membaca "penelitian terkait iklim" yang dirilis IPCC tak jauh beda kalau kita membaca artikel/berita yang sumbernya Dailymail. Antara bisa dipercaya dan tidak. Dailymail sering ngawur dan "mengarang bebas" demi bisnis. IPCC? Sebelas dua belas, meski terdengar ilmiah.

....
....

Sambil nunggu ngantuk, aku mau ngoceh.

Ada yang heran, "IPCC itu kan organisasi para ilmuwan dari seluruh dunia. Mosok ilmuwan segitu banyaknya bisa dikendalikan?"

Biar kuluruskan. Meski disebut "dari seluruh dunia", tapi ilmuwan yang jadi anggota IPCC hanya 3.000-an.

Dari 3.000-an anggota IPCC, semuanya juga bukan dari kalangan ilmuwan/peneliti, tapi juga terdiri dari para birokrat!

Sekadar FYI, jumlah ilmuwan (terakreditasi) di seluruh dunia mencapai ratusan ribu. Dari ratusan ribu itu, jumlah 3.000 anggota IPCC tentu sangat kecil.

Sekadar ilustrasi atau perbandingan, anggota Mensa mencapai 100.000-an, yang berasal dari berbagai negara di dunia.

Bagi yang mungkin belum tahu, Mensa adalah organisasi yang mewadahi orang-orang yang memiliki IQ tertinggi di dunia (yang populasinya hanya 2% di planet ini).

Kembali ke IPCC. Organisasi ini dibentuk PBB pada akhir '80-an, dengan tujuan untuk mempelajari riset-riset terkait iklim bumi, dan melakukan pemetaan yang akan diterbitkan beberapa tahun sekali. Tujuannya baik. Tapi IPCC lalu berubah jadi organisasi penuh skandal dan kebohongan.

Pada 1990, IPCC telah mengumpulkan berbagai riset dari para ilmuwan di seluruh dunia, terkait iklim bumi. Waktu itu, mayoritas ilmuwan telah menyatakan bahwa mereka tidak bisa mendeteksi pengaruh manusia terhadap iklim, meski banyak pihak meyakini keduanya memiliki keterkaitan.

Mestinya, IPCC menyampaikan hal itu secara jujur kepada PBB, karena memang untuk tujuan itulah mereka dibentuk. Tapi tidak. Alih-alih menyampaikan laporan apa adanya, IPCC justru melakukan sesuatu yang sangat fatal sekaligus memalukan, yang belakangan menjadi skandal kebohongan.

Pada 1995, IPCC mengadakan sidang dengan para ilmuwan dari seluruh dunia, yang menghasilkan kesimpulan tetap bahwa mereka SULIT MENDETEKSI PENGARUH MANUSIA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM. Waktu itu, para ilmuwan yang hadir dalam sidang dengan tegas menyatakan, "Kami tidak tahu."

Kesimpulan mengenai sidang itu pun kemudian ditulis, yang akan diserahkan sebagai laporan untuk PBB. Berkas dokumen itu dengan jelas dan gamblang menyatakan bahwa para ilmuwan tidak bisa mendeteksi pengaruh manusia terhadap iklim. Semua yang hadir menjadi saksi dokumen tersebut.

Tetapi, ketika para ilmuwan dalam sidang telah pulang semua, IPCC menghapus dan mengubah isi laporan tersebut dengan menyatakan bahwa mereka telah menemukan bukti-bukti pengaruh nyata manusia terhadap iklim!

Itu penyelewengan besar sekaligus skandal pertama yang dilakukan IPCC.

Dalam laporan yang diserahkan kepada PBB, IPCC menyatakan bahwa mereka telah menemukan bukti-bukti pengaruh nyata manusia terhadap perubahan iklim, yang dibuktikan dengan berkas laporan yang mereka klaim sebagai kesimpulan para ilmuwan yang ikut bersidang.

Akibatnya? Geger!

Kebohongan yang dilakukan IPCC menghasilkan skandal luar biasa besar dalam dunia ilmu pengetahuan, sekaligus awal sejarah dusta paling terkenal. Perubahan isi dokumen yang dilakukan IPCC seenaknya itu kemudian memicu konflik antarilmuwan, dan konflik itu benar-benar panas.

Waktu itu, di depan sidang PBB, para ilmuwan terpecah. Yang pro dan kontra saling berhadapan, dalam arti sebenarnya. Mereka bertengkar, saling ribut, bahkan nyaris adu hantam. Para ilmuwan yang jujur merasa telah difitnah dan dimanfaatkan oleh IPCC dalam kesimpulan ngawur itu.

Inilah asal usul munculnya isu pemanasan global—sesuatu yang, sayangnya, jarang diketahui masyarakat umum.

Jadi, sejak awal, IPCC memang telah siap meluncurkan isu itu, dan mereka membangun legalitas dengan cara bersidang dengan para ilmuwan, yang belakangan mereka manipulasi.

Setelah melakukan skandal dan kebohongan tadi, apakah IPCC berhenti melakukan kebohongan? Tidak! Setelah itu, mereka masih terus melakukan serangkaian skandal lain (kalian bisa googling sendiri). Para ilmuwan pun akhirnya sadar, IPCC bukan lembaga ilmiah, tapi organisasi politik.

Yang menjadi masalah di sini, IPCC adalah lembaga di bawah PBB. Akibatnya, mereka memiliki kekuatan untuk memaksakan opininya, sengawur apa pun. Dan siapa yang tidak percaya? Menuduh mereka berbohong, sama absurdnya dengan menuduh WHO atau FAO atau UNICEF atau UNESCO berbohong.

Itulah kenapa, di awal ocehan ini aku mengatakan, aku frustrasi kalau membaca uraian ilmiah mengenai perubahan iklim, tapi sumbernya IPCC. Kalau sumbernya "hasil penelitian" bocah-bocah IPCC, yo kesimpulannya mesti begitu, wong mereka memang maunya begitu. Lha piye maneh?


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 2-3 Maret 2018.

 
;