Untuk N.
Setelah malam mencapai puncak kegelapan paling pekat, setelah kau jatuh dalam ketidaksadaran di alam mimpi, setelah rembulan malas bersinar dan bintang-bintang mulai redup dalam peraduannya, ketika fajar mulai menyingsing dan mentari memberikan sinar bagi hidupmu yang baru, maka kau pun akan mendengar... nyanyian burung-burung.
Begitulah hidup, begitulah yang selalu bergelora dalam mangkuk kecil di jiwamu, ketika kau merasa seolah semua menghancurkan hidupmu, meremukredamkan keindahan milikmu. Ada kalanya pagi menjumpai dengan kerlip surya yang menghangatkan batinmu, ada kalanya pula pagi menjenguk dengan butir-butir kedinginan air hujan yang menendang-nendang hangatnya kedalaman jiwamu. Tetapi hayatilah kebahagiaan yang selalu datang mengetuk pintumu, sebagaimana setiap pagi kau selalu mendengar... nyanyian burung-burung.
Perjalanan hidup kadang harus membentur karang kesedihan, dan air matamu menetes membasahi ketandusan tanah yang kaupijak. Dan bukankah kita kadang tak menyadari betapa tandusnya tanah yang selama ini kita pijak? Air mata dibutuhkan untuk kembali menyuburkannya, untuk kembali menyegarkan bunga-bunga yang seharusnya bersemi dari kedalamannya, untuk kita nikmati. Dan besok, seiring bunga-bunga kehidupan yang kembali bermekaran, kau akan membuka mata dari lelapnya tidur, dan kau pun akan mendengar... nyanyian burung-burung.
Apabila roda kehidupan berhenti, putarlah kembali dan lanjutkan hidupmu. Jika dunia bersikap dingin, nyalankanlah api supaya hangat. Jika kehidupan memberikan jeruk yang masam, buatlah minuman agar tetap bisa dinikmati.
Kau tak bisa selalu memerintahkan kehidupan untuk mengikuti apa keinginanmu. Ada kalanya kaulah yang harus mengikutinya dengan segala ketabahan sekaligus keikhlasan. Inilah harmoni saat kita menyatu dengan hidup, ketika salah satunya tak ada yang ditinggal ataupun meninggalkan. Kau tak bisa meninggalkan hidupmu, sebagaimana hidupmu pun tak dapat meninggalkanmu. Kau adalah hidupmu, maka milikilah hidupmu dengan sepenuh-penuhnya.
Setiap hari kehidupan menyapamu, sebagai tanda bahwa ia masih milikmu, dan hanya milikmu. Mentari pagi yang datang, rembulan malam yang menjelang, indahnya mimpi-mimpi saat kau terlelap, semuanya adalah milikmu. Jangan renggutkan mereka hanya karena sesuatu yang ada padamu kausangka terenggut oleh tangan-tangan tak terlihat. Tetaplah hayati hidup sebagaimana kau menghayatinya bertahun-tahun yang lalu. Apakah kau telah melupakannya? Bukankah ketika masih kecil dan belum teracuni oleh apa pun kau selalu takjub menyaksikan segala sesuatu?
Kehidupan adalah keajaiban, itulah yang ada dalam pikiranmu waktu itu. Dan tahukah kau? Kehidupan tetap keajaiban, bahkan hingga hari ini, bahkan saat kita menganggapnya bukan keajaiban lagi. Jangankan saat kebahagiaan datang menyapa, bahkan dalam kepedihan yang paling pedih pun kehidupan tetap mempersaksikan keajaibannya.
Rasakan pedihmu, tapi tetaplah pandang kehidupan sebagai bagian keindahan. Waktu yang berlalu akan mengikis batu karang kesedihan yang betapa pun besarnya. Bukankah hanya waktu yang bisa mengobati setiap luka, setiap duka, setiap lara...? Berikanlah waktu kepada sang waktu untuk mengobati setiap luka yang kauderita. Dan ketika waktu memberimu pagi, bangunlah dari semua mimpi, karena inilah saatnya bagimu untuk menikmati alam kenyataan. Seindah apa pun mimpi, hanya tinggal sebatas mimpi. Dan meski sederhana, kenyataan jauh lebih indah dan membahagiakan.
Semua yang pergi biarlah pergi. Kau masih punya banyak impian yang harus kauwujudkan. Jalanmu masih panjang, hidup masih memberikan banyak kesempatan. Semuanya akan mendewasakanmu. Bukan hanya fisikmu, tetapi juga hati dan pikiranmu.
Kini, bangunlah dari lelapnya duka. Hapus air matamu, dan tersenyumlah. Tersenyumlah seperti mentari pagi yang menyapamu dengan mesra. Bangkitlah dari tempat tidurmu, karena kehidupan telah menantimu. Tidakkah kausadari bahwa setiap pagi kehidupan selalu menantimu? Setiap pagi ia mengulurkan tangannya untuk kausambut dengan hatimu, karena itu sambutlah ia sekarang dengan kebahagiaanmu.
Bukalah jendela kamarmu agar kesegaran udara pagi merasuki kehidupanmu, dan ucapkanlah selamat pagi pada hidupmu yang baru. Saksikanlah keindahan pagi yang selama ini mungkin tak lagi kaurasakan. Dan saat kau melangkah keluar dari kamarmu, dengarkanlah dengan khusyuk... nyanyian burung-burung.
Setelah malam mencapai puncak kegelapan paling pekat, setelah kau jatuh dalam ketidaksadaran di alam mimpi, setelah rembulan malas bersinar dan bintang-bintang mulai redup dalam peraduannya, ketika fajar mulai menyingsing dan mentari memberikan sinar bagi hidupmu yang baru, maka kau pun akan mendengar... nyanyian burung-burung.
Begitulah hidup, begitulah yang selalu bergelora dalam mangkuk kecil di jiwamu, ketika kau merasa seolah semua menghancurkan hidupmu, meremukredamkan keindahan milikmu. Ada kalanya pagi menjumpai dengan kerlip surya yang menghangatkan batinmu, ada kalanya pula pagi menjenguk dengan butir-butir kedinginan air hujan yang menendang-nendang hangatnya kedalaman jiwamu. Tetapi hayatilah kebahagiaan yang selalu datang mengetuk pintumu, sebagaimana setiap pagi kau selalu mendengar... nyanyian burung-burung.
Perjalanan hidup kadang harus membentur karang kesedihan, dan air matamu menetes membasahi ketandusan tanah yang kaupijak. Dan bukankah kita kadang tak menyadari betapa tandusnya tanah yang selama ini kita pijak? Air mata dibutuhkan untuk kembali menyuburkannya, untuk kembali menyegarkan bunga-bunga yang seharusnya bersemi dari kedalamannya, untuk kita nikmati. Dan besok, seiring bunga-bunga kehidupan yang kembali bermekaran, kau akan membuka mata dari lelapnya tidur, dan kau pun akan mendengar... nyanyian burung-burung.
Apabila roda kehidupan berhenti, putarlah kembali dan lanjutkan hidupmu. Jika dunia bersikap dingin, nyalankanlah api supaya hangat. Jika kehidupan memberikan jeruk yang masam, buatlah minuman agar tetap bisa dinikmati.
Kau tak bisa selalu memerintahkan kehidupan untuk mengikuti apa keinginanmu. Ada kalanya kaulah yang harus mengikutinya dengan segala ketabahan sekaligus keikhlasan. Inilah harmoni saat kita menyatu dengan hidup, ketika salah satunya tak ada yang ditinggal ataupun meninggalkan. Kau tak bisa meninggalkan hidupmu, sebagaimana hidupmu pun tak dapat meninggalkanmu. Kau adalah hidupmu, maka milikilah hidupmu dengan sepenuh-penuhnya.
Setiap hari kehidupan menyapamu, sebagai tanda bahwa ia masih milikmu, dan hanya milikmu. Mentari pagi yang datang, rembulan malam yang menjelang, indahnya mimpi-mimpi saat kau terlelap, semuanya adalah milikmu. Jangan renggutkan mereka hanya karena sesuatu yang ada padamu kausangka terenggut oleh tangan-tangan tak terlihat. Tetaplah hayati hidup sebagaimana kau menghayatinya bertahun-tahun yang lalu. Apakah kau telah melupakannya? Bukankah ketika masih kecil dan belum teracuni oleh apa pun kau selalu takjub menyaksikan segala sesuatu?
Kehidupan adalah keajaiban, itulah yang ada dalam pikiranmu waktu itu. Dan tahukah kau? Kehidupan tetap keajaiban, bahkan hingga hari ini, bahkan saat kita menganggapnya bukan keajaiban lagi. Jangankan saat kebahagiaan datang menyapa, bahkan dalam kepedihan yang paling pedih pun kehidupan tetap mempersaksikan keajaibannya.
Rasakan pedihmu, tapi tetaplah pandang kehidupan sebagai bagian keindahan. Waktu yang berlalu akan mengikis batu karang kesedihan yang betapa pun besarnya. Bukankah hanya waktu yang bisa mengobati setiap luka, setiap duka, setiap lara...? Berikanlah waktu kepada sang waktu untuk mengobati setiap luka yang kauderita. Dan ketika waktu memberimu pagi, bangunlah dari semua mimpi, karena inilah saatnya bagimu untuk menikmati alam kenyataan. Seindah apa pun mimpi, hanya tinggal sebatas mimpi. Dan meski sederhana, kenyataan jauh lebih indah dan membahagiakan.
Semua yang pergi biarlah pergi. Kau masih punya banyak impian yang harus kauwujudkan. Jalanmu masih panjang, hidup masih memberikan banyak kesempatan. Semuanya akan mendewasakanmu. Bukan hanya fisikmu, tetapi juga hati dan pikiranmu.
Kini, bangunlah dari lelapnya duka. Hapus air matamu, dan tersenyumlah. Tersenyumlah seperti mentari pagi yang menyapamu dengan mesra. Bangkitlah dari tempat tidurmu, karena kehidupan telah menantimu. Tidakkah kausadari bahwa setiap pagi kehidupan selalu menantimu? Setiap pagi ia mengulurkan tangannya untuk kausambut dengan hatimu, karena itu sambutlah ia sekarang dengan kebahagiaanmu.
Bukalah jendela kamarmu agar kesegaran udara pagi merasuki kehidupanmu, dan ucapkanlah selamat pagi pada hidupmu yang baru. Saksikanlah keindahan pagi yang selama ini mungkin tak lagi kaurasakan. Dan saat kau melangkah keluar dari kamarmu, dengarkanlah dengan khusyuk... nyanyian burung-burung.