Minggu, 20 Januari 2019

Harry Styles dan Pesona Para Mbakyu

Harry Styles mungkin bocah yang menganut paham mbakyuisme.
@noffret


Harry Styles, personil One Direction, pernah dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan beberapa wanita. Sebenarnya itu hal biasa—bumbu kehidupan yang biasa terjadi di dunia selebritas. Yang tidak biasa adalah... para wanita yang menjalin hubungan dengan Harry Styles semuanya lebih tua.

Umumnya, pria menjalin hubungan dengan wanita yang lebih muda, atau setidaknya sebaya. Sangat jarang kita mendengar pria yang menjalin hubungan spesial dengan wanita yang lebih tua. Dalam kasus Harry Styles, dia bahkan pernah menjalin hubungan spesial dengan 7—ya, tujuh—wanita, yang semuanya lebih tua darinya. Selisih usia mereka bahkan kadang sangat jauh.

Mari kita lihat.

Pada akhir 2011, Harry Styles menjalin hubungan dengan Caroline Flack, presenter X-Factor. Mereka bertemu di ajang pencarian bakat tersebut. Waktu itu, Harry Styles berusia 17 tahun, sementara Caroline Flack berusia... coba tebak. Ya, 31 tahun! Hampir dua kali lipat usia Harry Styles!

Setelah putus dengan Caroline Flack pada Januari 2012, Harry kemudian menjalin hubungan baru, kali ini dengan—ya, kalian sudah tahu—Taylor Swift. Mereka menjalin hubungan sejak Oktober 2012, dan Taylor Swift lebih tua 5 tahun dari Harry Styles.

Hubungan mereka lalu bubar pada Januari 2013, dan Taylor Swift—seperti biasa—menjadikan cem-cemannya sebagai inspirasi untuk menciptakan lagu. Lalu kita pun mengenal ‘Out of the Woods’ dan ‘Style’.

Lepas dari Mbakyu Taylor Swift, Harry Styles menggandeng Nicole Scherzinger (peserta The X-Factor 2010), dan hubungan mereka mulai tercium pers pada Oktober 2015. Dan berapakah usia Nicole Scherzinger? Jauh lebih tua dari Harry Styles—usia mereka terpaut 16 tahun. Jadi, kita bisa membayangkan, saat Nicole sudah tumbuh remaja, Harry Styles baru dilahirkan ibunya!

Setelah bubar dengan Nicole, Harry Styles melabuhkan hatinya pada Kimberly Stewart. Kalau nama belakangnya terdengar familier, wajar saja. Kimberly adalah putri musisi terkenal Rod Stewart. Mereka diketahui menjalin hubungan pada 2013, gara-gara kepergok saat makan malam di sebuah restoran di Los Angeles.

Waktu itu, Kimberly Stewart lebih tua 15 tahun dibanding Harry Styles, bahkan sudah punya satu anak. Harry diketahui kerap mengunjungi Kimberly, bahkan mengaku blak-blakan bahwa sejak lama dia menjadikan Kimberly sebagai wanita impiannya. Sayang, hubungan mereka kemudian kandas.

Lepas dari Mbakyu Kimberly, Harry Styles kemudian dekat dengan Erin Foster, yang berprofesi sebagai penulis. Lagi-lagi nama belakangnya mungkin terdengar familier. Erin Foster adalah putri musisi David Foster.

Kedekatan Harry dengan Erin Foster mulai tercium publik pada Oktober 2014, meski keduanya tidak secara tegas mengakui bahwa mereka memang menjalin hubungan spesial. Yang jelas, Erin Foster juga lebih tua dari Harry Styles. Usia mereka terpaut 12 tahun.

Memasuki Mei 2017, Harry Styles dikabarkan menjalin hubungan spesial dengan Tess Ward, seorang model sekaligus chef. Hubungan mereka tidak lama bertahan. Yang jelas, usia Tess Ward juga lebih tua 4 tahun dari Harry Styles.

Tak lama kemudian, Harry menjalin hubungan dengan Camille Rowe, model Victoria’s Secret. Lagi-lagi, hubungan mereka tak berjalan mulus. Keduanya berpisah pada Juli 2018, karena kesibukan masing-masing. Dan berapakah usia Camille Rowe? Waktu itu, Harry berusia 24 tahun, sementara Camille 33 tahun. Usia mereka terpaut 9 tahun.

Kalau saja Harry Styles menjalin hubungan dengan 7 wanita, dan hanya ada 1 atau 2 yang lebih tua darinya, sementara wanita yang lain lebih muda atau sebaya dengannya, kita tentu bisa mengatakan bahwa wanita-wanita yang lebih tua hanya “kebetulan”. Tapi jika ketujuh wanita itu sama-sama lebih tua, itu jelas bukan kebetulan. Harry Styles pasti bocah yang menganut paham mbakyuisme!

Apa itu mbakyuisme?

Mbakyuisme adalah salah satu cabang dalam mbakyulogi, ilmu yang mempelajari keindahan mbakyu.

Well, itu sebenarnya istilah karangan saya untuk mendeskripsikan bocah lelaki yang punya kecenderungan terhadap wanita dewasa. Kenyataan semacam itu sebenarnya ada, dan di mana-mana. Namun, karena kita lebih terbiasa dengan laki-laki yang cenderung pada wanita sebaya atau lebih muda, kita pun mungkin heran saat mendapati laki-laki menjalin hubungan dengan wanita lebih dewasa.

Kenapa ada laki-laki yang menyukai wanita lebih dewasa darinya? Kalian bisa mencari jawabannya dengan mudah di internet, karena ada banyak sekali artikel yang mengulas hal tersebut, dan menjabarkan jawabannya. Dari alasan kematangan berpikir, sikap yang elegan, sampai... well, keindahan di ranjang. Namun, tentu saja, alasannya tak sebatas itu.

Saya tahu soal ini, karena kebetulan saya juga punya kecenderungan terhadap wanita dewasa, yang biasa saya sebut Mbakyu. Dan kalau ditanya kenapa saya lebih cenderung pada wanita dewasa, salah satu jawabannya karena mereka—khususnya di mata saya—tampak lebih indah. Wanita-wanita dewasa lebih tahu cara mengekspresikan sesuatu yang saya sebut eleganistas.

Apa itu eleganistas? Penjelasannya sangat panjang, dan bisa jadi uraian ini akan sepanjang kursus etika Mien Uno, kalau saya uraikan secara detail. Jadi, mari kita gunakan contoh langsung.

Kita tentu mengenal Ira Koesno, Djenar Maesa Ayu, Kartika Djoemadi—atau sebut lainnya. Saat melihat mereka, saya terpesona, dan damai di hati. Mendengarkan mereka berbicara, saya terkesan, dan menikmati. Bahkan melihat foto-foto mereka saja, saya tak bosan memandang. Mereka, para mbakyu itu, tahu cara menunjukkan eleganistas. Itu jenis pesona yang sulit saya temukan pada cewek-cewek remaja.

Saat melihat cewek-cewek remaja, saya tidak punya perasaan apa pun—apalagi ketertarikan. Saat melihat dan mendengar mereka berbicara, sangat jarang—bahkan nyaris tak pernah—saya terkesan. Wong yang dibicarakan juga nyah-nyih tidak jelas. Sementara foto-foto mereka biasanya juga tampak kekanak-kanakan. Mereka jauh dari kesan eleganistas, sesuatu yang hanya dimiliki wanita dewasa.

Memang tidak semua wanita dewasa pasti begitu, tapi setidaknya saya lebih mudah menemukan pesona seperti itu pada wanita dewasa. Karena itulah, saya lebih cenderung pada mereka, daripada yang masih remaja. Eleganistas itu meliputi kematangan berpikir, kemampuan dalam menghadapi orang lain, hingga kedewasaan dalam bersikap.

Saya kerap membayangkan. Umpama saya pacaran dengan cewek remaja, saya pasti akan membuang-buang waktu sia-sia untuk menghadapi sikap sok jaimnya yang bertele-tele, kode-kodenya yang tidak jelas dan tidak ilmiah, sampai jawaban “terserah” yang tidak akademis dan tidak environmental. Baru membayangkannya saja, saya sudah bosan dan putus asa.

Berbeda dengan wanita dewasa. Mereka berbicara dengan jelas, bersikap dengan jelas, dan mengatakan sesuatu secara jelas—dan hal itu dimungkinkan karena adanya kematangan pikiran serta kedewasaan nalar. Kalau mereka mengatakan “ya”, artinya memang “ya”. Kalau mereka mengatakan “tidak”, artinya memang “tidak”. Dan mereka juga tidak menggunakan kata “terserah” sambil memasang ekspresi tidak jelas.

Di atas semua itu, wanita dewasa lebih bisa bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil—atau setidaknya, saya berpikir begitu. Karenanya, menjalin hubungan dengan mereka lebih memberi kedamaian hati, karena mereka tempat bersandar yang stabil. Pada pelukan merekalah, jiwa bocah dalam diri saya ingin mendapat ketenteraman, dan memastikan bahtera kehidupan berlabuh di tempat yang benar.

Dalam pola pikir remaja—atau orang-orang, khususnya wanita, yang belum matang—hidup begitu klise: Menjalin hubungan dengan seseorang, menikah, lalu punya anak-anak. Mereka akan khawatir kalau umur sudah 20 lebih tapi belum menikah. Dan setelah menikah, mereka akan khawatir kalau belum juga punya anak. Sumber kekhawatiran mereka bukan berasal dari dalam diri sendiri, melainkan dari luar, yakni masyarakat. Mereka sangat ketakutan jika beda dengan masyarakatnya.

Berbeda dengan orang-orang—khususnya wanita—yang pikiran serta jiwanya telah matang. Hidup tidak harus seklise itu, karena masing-masing orang berhak punya pilihan. Termasuk pilihan untuk punya anak atau tidak. Karenanya, seperti yang saya sebut di atas, menjalin hubungan dengan wanita dewasa lebih memberi kemantapan pikiran serta ketenteraman hati, karena hubungan itu dilandasi kesadaran bersama, dan bukan sekadar mengikuti tuntutan masyarakat.

Mungkin Harry Styles juga memikirkan kenyataan itu—atau entahlah, saya tidak tahu. Tetapi fakta bahwa dia punya kecenderungan yang sangat tampak pada wanita dewasa, setidaknya memberi tahu bahwa saya tidak sendirian di dunia.

 
;