Hari ini, detik ini, bumi hanyalah bola tanah, sekerat lumpur, bulatan kecil yang berputar di tengah luasnya alam semesta.
Hari ini, detik ini, waktu dan masa hanyalah perbedaan tipis siang dan malam, dan manusia merangkak meski merasa telah berlari.
Hari ini, detik ini, dalam siklus waktu dan putaran bumi, manusia tak pernah berbeda—mereka hanya huruf kecil, atau bahkan tanda baca, dalam catatan besar sejarah dunia.
Hari ini, detik ini…
Di Aljazair, seorang lelaki sedang berangkat ke tempat kerjanya.
Di Vietnam, seorang ibu muda menangisi kematian anaknya.
Di Singapura, seseorang sedang tertawa di depan meja casino.
Di Afghanistan, seorang gelandangan mati kelaparan di pinggir jalan.
Di Burma, seorang politisi sedang berusaha menjual diri.
Di Malaysia, seorang budak sedang menelepon kawan sekolahnya.
Di Nepal, seorang perempuan melahirkan bayi perempuan.
Di Makkah, seorang lelaki sedang mencari sandalnya di depan masjid.
Di Argentina, seseorang sedang menancapkan pisau ke perut musuhnya.
Di Yunani, seorang gadis sedang tersenyum pada calon suaminya.
Di Kuwait, seorang anak lelaki sedang bermimpi.
Di Amerika, seorang wanita sedang mengerang dalam orgasme.
Di Mesir, seorang polisi sedang menangkap penjahat.
Di Albania, seorang remaja sedang jatuh cinta.
Di Ethiopia, seorang lelaki sedang kelaparan.
Di Hong Kong, seorang wanita sedang suting film porno.
Di Estonia, seseorang baru bangun dari tidur.
Di Bahama, seorang bankir sedang mengirimkan uang melalui teleks.
Di Hongaria, seorang lelaki tewas tertabrak truk.
Di Madagaskar, sepasang muda-mudi sedang berciuman.
Di Kuwait, seorang bocah sedang menjerit kesakitan di rumah sakit.
Di Italia, seseorang sedang menyiapkan pembalasan dendam.
Di Ceko, seorang kakek sedang mencoba sepatu baru di sebuah toko.
Di Brunei, sepasang pengantin sedang berdebar menunggu malam pertama.
Di Myanmar, seorang penjaga sekolah sedang menaikkan bendera.
Di Lebanon, seorang perempuan sedang menulis buku diary.
Di Laos, seorang nenek tua sedang memasang kacamatanya.
Di Pakistan, seorang lelaki sedang sekarat sendirian.
Di Gibraltar, seorang anak sedang berenang.
Di Honduras, seorang penyanyi sedang mabuk di atas panggung.
Di Libya, seseorang sedang memasang peluru pada laras senjata.
Di Maroko, seorang anak sedang mencium tangan ayahnya.
Di Brazil, seorang perempuan melaporkan kasus perkosaan.
Di Chili, seorang anak lelaki menangis karena putus cinta.
Di Denmark, seorang lelaki sedang memanjat genteng rumahnya.
Di Thailand, seseorang sedang bermimpi dalam tidurnya.
Di Luksemburg, seorang ayah sedang menasihati anak laki-lakinya.
Di Jepang, seorang perempuan sedang mencium harum bunga.
Di Ekuador, sesosok mayat sedang dimasukkan ke peti mati.
Di Kuba, gadis-gadis sedang mandi bersama di kolam renang pribadi.
Di Belanda, seseorang sedang menyiapkan sebuket bunga.
Di Jamaika, seorang dokter sedang memasuki ruang operasi.
Di Israel, seorang perempuan sedang khusyuk membaca buku.
Di Bosnia, seorang anak lelaki sedang terkenang mendiang ayahnya.
Di Laos, seseorang sedang makan.
Di Jerman, seorang laki-laki sedang menyuntik dirinya sendiri.
Di Korea, seorang perempuan sedang berjalan pulang.
Di sini, seseorang sedang duduk di kursi dan membaca catatan ini.
….
….
Hari ini, detik ini, siapa pun yang menyebut dirinya “aku”, sesungguhnya hanyalah setitik debu.