Ketika kembali ke kotanya, ayahnya telah menggariskan masa depannya; ia harus kembali bekerja di perusahaan pembuat selai yang menurutnya sangat membosankan itu. Tetapi waktu itu Walt Disney sudah memiliki gambaran masa depannya sendiri. Ia tahu bahwa sebagaimana filosofi yang diajarkan oleh Paman Ed yang dikaguminya dulu, ia akan hidup dengan bekerja sesuai dengan apa yang dinikmatinya.
Dan Walt Disney juga tahu apa yang paling disukai sekaligus paling dinikmatinya dalam hidup ini; melukis!
Ayahnya menentang keputusan Walt Disney dengan keras. Ia berpendapat hanya orang sinting yang mau mencari uang dengan menggambar. Tetapi Walt Disney bersikeras. Ia menghentikan perdebatan dengan ayahnya dengan cara paling gampang; minggat!
Ia kabur dari rumahnya, lalu pergi ke Kansas, ke tempat tinggal Ray, kakaknya.
Sesampai di Kansas City, Walt Disney segera pergi ke Star, salah satu perusahaan koran terbesar di kota itu, dan mencoba melamar kerja di sana. Lamarannya ditolak. Dua kali ia mencoba melamar pekerjaan sebagai kartunis di koran itu, tapi kembali ditolak.
Untungnya, Ray Disney, kakaknya, yang bekerja di sebuah bank di kota itu, mengenal dua nasabah yang memimpin Gray Advertising Company (sebuah perusahaan periklanan) yang sedang mencari seorang pelukis gambar iklan. Walt Disney pun segera melamar ke sana. Karena begitu antusias dan mampu menunjukkan kemampuannya dengan cukup baik, Walt Disney pun diterima bekerja di sana. Di perusahaan itulah kemudian Walt Disney mulai menguasai teknik-teknik dan efek khusus yang digunakan dalam advertensi film.
Tetapi Walt Disney tidak pernah puas bekerja di perusahaan ini, karena tak bisa mengeluarkan kreasi-kreasinya yang orisinal. Selain itu, ia juga tahu bahwa sewaktu-waktu ia bisa saja dipecat bila tenaganya sudah tak dibutuhkan lagi. Maka Walt Disney pun mulai nyambi bekerja secara freelance dan mengerjakan pesanan-pesanan dari perusahaan lain, meskipun untuk itu ia sering kali harus mengorbankan waktu tidurnya.
Dan ternyata benar apa yang telah diramalkannya. Suatu hari Walt Disney diberhentikan dari kerjanya, karena pesanan dari klien perusahaan telah berkurang dan tenaganya tidak lagi dibutuhkan. Walt Disney pun kini benar-benar bekerja sebagai freelance, dan mulai belajar menikmati kemandiriannya.
Tidak lama setelah itu, Walt Disney menemukan suatu iklan dalam koran yang menyatakan bahwa perusahaan periklanan lain, Kansas City Film Ad Company, membutuhkan seorang kartunis. Ia menghadapi dilema; apakah akan mempertahankan kemandiriannya sebagai pekerja freelance ataukah akan mencoba memenuhi impiannya semenjak dulu, membuat animasi kartun?
Walt Disney kemudian memutuskan untuk mencoba pengalaman baru sekaligus menambah pengetahuannya. Ia melamar ke perusahaan itu, dan pada tahun 1920 itulah, Walt Disney akhirnya memasuki dunia animasi kartun. Ia sudah bertekad dalam hatinya akan menjadi yang terbaik dalam dunia animasi.
Kehadiran Walt Disney di perusahaan yang baru ini membawa kesegaran baru. Bos perusahaan itu sangat menyukai ide-ide orisinal yang dimiliki Walt Disney, dan dia tahu betul bakat besar yang ada pada diri anak muda ini. Tetapi memang tidak ada jalan mulus dalam meraih impian. Teman-teman sekerja Walt Disney di perusahaan itu sering merasa iri dengan keberhasilannya, dan mereka selalu berusaha menjegal ide-ide Walt Disney.
Suatu hari, Walt Disney memiliki gagasan cemerlang untuk membuat beberapa lukisan pada seluloid, lalu memotretnya dan menumpuknya, lalu memfilmkannya. Ini ide yang sangat bagus dan orisinal, tetapi seperti biasa, rekan-rekan sekerjanya langsung berusaha menjegalnya. Saat Walt Disney menyampaikan ide ini kepada bosnya, bosnya pun sudah terpengaruh oleh bisikan rekan-rekan kerja Walt Disney, dan ia langsung menampik ide itu.
Walt Disney mencoba meyakinkan bosnya sampai berbulan-bulan, hingga bosnya kemudian luluh dan mengizinkan Walt Disney membawa pulang salah satu kamera perusahaan untuk melakukan beberapa percobaan yang ditawarkannya. Sejak saat itulah, Walt Disney mulai asyik dengan ide-ide sekaligus mimpi-mimpinya…
Lanjut ke sini.
Dan Walt Disney juga tahu apa yang paling disukai sekaligus paling dinikmatinya dalam hidup ini; melukis!
Ayahnya menentang keputusan Walt Disney dengan keras. Ia berpendapat hanya orang sinting yang mau mencari uang dengan menggambar. Tetapi Walt Disney bersikeras. Ia menghentikan perdebatan dengan ayahnya dengan cara paling gampang; minggat!
Ia kabur dari rumahnya, lalu pergi ke Kansas, ke tempat tinggal Ray, kakaknya.
Sesampai di Kansas City, Walt Disney segera pergi ke Star, salah satu perusahaan koran terbesar di kota itu, dan mencoba melamar kerja di sana. Lamarannya ditolak. Dua kali ia mencoba melamar pekerjaan sebagai kartunis di koran itu, tapi kembali ditolak.
Untungnya, Ray Disney, kakaknya, yang bekerja di sebuah bank di kota itu, mengenal dua nasabah yang memimpin Gray Advertising Company (sebuah perusahaan periklanan) yang sedang mencari seorang pelukis gambar iklan. Walt Disney pun segera melamar ke sana. Karena begitu antusias dan mampu menunjukkan kemampuannya dengan cukup baik, Walt Disney pun diterima bekerja di sana. Di perusahaan itulah kemudian Walt Disney mulai menguasai teknik-teknik dan efek khusus yang digunakan dalam advertensi film.
Tetapi Walt Disney tidak pernah puas bekerja di perusahaan ini, karena tak bisa mengeluarkan kreasi-kreasinya yang orisinal. Selain itu, ia juga tahu bahwa sewaktu-waktu ia bisa saja dipecat bila tenaganya sudah tak dibutuhkan lagi. Maka Walt Disney pun mulai nyambi bekerja secara freelance dan mengerjakan pesanan-pesanan dari perusahaan lain, meskipun untuk itu ia sering kali harus mengorbankan waktu tidurnya.
Dan ternyata benar apa yang telah diramalkannya. Suatu hari Walt Disney diberhentikan dari kerjanya, karena pesanan dari klien perusahaan telah berkurang dan tenaganya tidak lagi dibutuhkan. Walt Disney pun kini benar-benar bekerja sebagai freelance, dan mulai belajar menikmati kemandiriannya.
Tidak lama setelah itu, Walt Disney menemukan suatu iklan dalam koran yang menyatakan bahwa perusahaan periklanan lain, Kansas City Film Ad Company, membutuhkan seorang kartunis. Ia menghadapi dilema; apakah akan mempertahankan kemandiriannya sebagai pekerja freelance ataukah akan mencoba memenuhi impiannya semenjak dulu, membuat animasi kartun?
Walt Disney kemudian memutuskan untuk mencoba pengalaman baru sekaligus menambah pengetahuannya. Ia melamar ke perusahaan itu, dan pada tahun 1920 itulah, Walt Disney akhirnya memasuki dunia animasi kartun. Ia sudah bertekad dalam hatinya akan menjadi yang terbaik dalam dunia animasi.
Kehadiran Walt Disney di perusahaan yang baru ini membawa kesegaran baru. Bos perusahaan itu sangat menyukai ide-ide orisinal yang dimiliki Walt Disney, dan dia tahu betul bakat besar yang ada pada diri anak muda ini. Tetapi memang tidak ada jalan mulus dalam meraih impian. Teman-teman sekerja Walt Disney di perusahaan itu sering merasa iri dengan keberhasilannya, dan mereka selalu berusaha menjegal ide-ide Walt Disney.
Suatu hari, Walt Disney memiliki gagasan cemerlang untuk membuat beberapa lukisan pada seluloid, lalu memotretnya dan menumpuknya, lalu memfilmkannya. Ini ide yang sangat bagus dan orisinal, tetapi seperti biasa, rekan-rekan sekerjanya langsung berusaha menjegalnya. Saat Walt Disney menyampaikan ide ini kepada bosnya, bosnya pun sudah terpengaruh oleh bisikan rekan-rekan kerja Walt Disney, dan ia langsung menampik ide itu.
Walt Disney mencoba meyakinkan bosnya sampai berbulan-bulan, hingga bosnya kemudian luluh dan mengizinkan Walt Disney membawa pulang salah satu kamera perusahaan untuk melakukan beberapa percobaan yang ditawarkannya. Sejak saat itulah, Walt Disney mulai asyik dengan ide-ide sekaligus mimpi-mimpinya…
Lanjut ke sini.