Jumat, 17 Desember 2010

Khutbah Etnik



…dan bagaimana mungkin kau menganggap hanya dirimu, kaummu, etnismu, serta sukumu saja yang asli Indonesia, dan lalu kauanggap orang-orang Cina atau Tionghoa itu bukan asli Indonesia?

Siapa pun kita, apa pun etnis kita, sebenarnya kurang tepat kalau menganggap cuma kitalah yang pribumi dan orang asli Indonesia, serta menganggap orang-orang Cina sebagai pendatang. Karena secara antropologis, kalau kita mengklaim diri sebagai orang asli Indonesia, lalu asli yang bagaimana?

Apakah asli karena keturunan Meganthropus Palaen Javanicus (manusia berahang kera) yang hidup di lembah Bengawan Solo sekitar 400.000 tahun lalu? Atau, apakah asli karena keturunan Homo Soloensis dan Homo Madjakertaensis? Tapi bukankah para antropolog telah pula menyatakan bahwa semua jenis manusia purba itu telah musnah? Bukankah penelusuran tentang manusia-manusia purba itu telah mentok pada abad ke-4 Sebelum Masehi, bersamaan dengan gelombang besar perpindahan para nenek moyang kita?

Singkat kata, yang namanya manusia Indonesia pada dasarnya adalah pendatang. Ada yang dari Laos, ada yang dari India, dari Kamboja, Thailand, Burma, Filipina, Vietnam, Tiongkok, dan daratan Asia lain, melibatkan ras Mongol (Palaeo Mongoloid dan Neo Mongoloid).

Gelombang perpindahan itu berproses selama berabad-abad, jauh sebelum era kolonialis negara-negara barat. Terciptalah kemudian apa yang disebut sebuah bangsa, sebelum akhirnya muncul konsep yang disebut negara. Dan, dari situlah kemudian muncul orang-orang Jawa, Sunda, Bugis, Dayak, Batak, Minahasa, Minangkabau, termasuk pula orang-orang Tionghoa atau Cina.

Jadi, kalau kita mau jujur menerima sejarah ini, maka sebenarnya tidak ada orang Indonesia yang asli. Tidak Jawa, tidak Madura, tidak juga Cina.


 
;