Seperti apakah cinta? Cinta mempunyai tangan untuk menolong orang lain. Cinta mempunyai kaki untuk menemui yang miskin dan membutuhkan. Cinta mempunyai mata untuk melihat penderitaan dan keinginan. Cinta mempunyai telinga untuk mendengar rintihan dan kesengsaraan. Seperti itulah cinta.
(St. Agustinus)
(St. Agustinus)
Cinta telah mengilhami buku-buku, lagu, karya seni, prestasi besar dan bahkan jalan sejarah. Cinta adalah ikatan yang menjaga kesatuan umat manusia.
Ada begitu banyak definisi tentang cinta yang pernah ditulis, diucapkan ataupun diajarkan, tapi sepertinya semua definisi itu tak pernah memadai. Dan memang, kita tidak membutuhkan satu definisi sempit menyangkut cinta, karena cinta merupakan sesuatu yang bersifat universal dan tak terdefinisikan. Ia merangkum banyak hal dan menyetubuhi inti kehidupan.
Untuk memahami apa itu cinta, kita harus memahami apa yang tidak termasuk cinta. Cinta bukanlah kebencian, kekerasan, ambisi yang buta atau persaingan. Cinta juga bukan kegila-gilaan. Kegila-gilaan adalah keadaan neurotik yang mengisi kebutuhan pribadi sehingga seringkali hanya menciptakan kekecewaan.
Cinta juga bukan hanya sekadar seks. Orang bisa mendapatkan seks tanpa cinta, begitu pun orang dapat memiliki cinta tanpa seks.
Jadi, apakah cinta itu...?
Cinta adalah kekuatan alam semesta yang menarik, mempersatukan dan menyelaraskan. Cinta adalah keinginan untuk berada bersama seseorang lebih dari orang lainnya dan keinginan untuk mendukung orang itu dengan segala kemampuan mereka. Cinta adalah membantu seseorang bertumbuh secara emosional, mental dan spiritual. Pendeknya, cinta adalah memberi orang lain kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri dan menerima orang itu tanpa mencoba untuk mengubahnya. Agar konsep-konsep ini berhasil, maka konsep ini harus ditaati oleh kedua belah pihak. Kesulitan pada kebanyakan hubungan adalah bahwa cinta itu bersifat sepihak.
Cinta adalah pengalaman saat demi saat. Cinta yang kemarin telah habis, cinta hari esok belum tiba, dan cinta hari ini harus dinikmati. Kenyataannya adalah bahwa cinta hanya berlanjut selama masing-masing orang memberi sumbangsih kepada hubungan mereka. Dan cinta harus tetap ada jika suatu hubungan ingin tetap utuh. Kontrak hukum tidak dapat melakukan itu!
Cinta yang tahan lama bergantung pada hubungan yang benar-benar bebas. Seseorang tidak boleh berusaha untuk mengubah orang yang lainnya; pasangannya. Hal ini terlalu sering terjadi dan merupakan faktor pendukung utama terjadinya perselisihan, bahkan perpisahan dalam suatu hubungan.
Cinta, percintaan dan kegairahan, semuanya memungkinkan jika kita mengijinkan pasangan kita untuk mengungkapkan kepribadiannya sendiri. Jika suatu hubungan tidak dilumpuhkan oleh tuntutan dan harapan yang tidak masuk akal, hubungan itu sebenarnya akan semakin kuat. Semakin kita merasa merdeka, kita pun semakin menghargai pasangan kita. Cinta yang sejati bergantung pada kebebasan yang sejati. Hanya mereka yang bebas yang dapat mengasihi tanpa syarat.