Bagi saya, PR terbesar negeri ini bukan saja memberantas budaya korupsi yang telah berurat dan berakar dalam birokrasi pemerintahannya, bukan hanya sekadar memikirkan bagaimana cara membayar hutang-hutang negara yang teramat besar, tetapi juga harus mulai memikirkan langkah dan paradigma baru untuk para generasi penerusnya, untuk mulai memahami dan menyadari bahwa hakikat hidup dan inti kemajuan (dari kemajuan pribadi sampai kemajuan sebuah negeri) berada dalam proses pembelajaran...dan kecintaan terhadap belajar.
Saya mengimpikan adanya lembaga pendidikan yang benar-benar menanamkan kecintaan belajar kepada para anak didiknya—sebuah sekolah yang mengajarkan tentang agungnya mencintai proses pembelajaran dalam kehidupan—dengan guru-guru yang arif, yang dengan rendah hati mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa pembelajaran manusia atas hidupnya tak pernah bisa dibatasi oleh dinding-dinding kampus, atau ruang-ruang kuliah, atau pun sekadar tumpukan kertas-kertas makalah.
Saya mengimpikan adanya tempat-tempat pembelajaran dengan suasana menyenangkan, yang mengajarkan tentang betapa menyenangkannya menikmati setiap apapun yang kita pelajari—dan bukannya menjadikan belajar sekadar sebagai tugas yang harus dinilai dan dikumpulkan.
Saya mengimpikan tentang hari-hari indah di muka bumi ini, ketika menyaksikan anak-anak yang bercengkerama dengan senyum polosnya bersama kawan-kawan mereka di sekolah—belajar tentang segala sesuatu bersama guru-gurunya dengan penuh keceriaan dan kebahagiaan—hingga merasa tak ingin pulang dari tempat mereka belajar...
Saya mengimpikan tentang hidup yang penuh makna—sebuah perjalanan hidup yang mulia—ketika manusia telah sampai pada kesadaran bahwa hakikat hidup berada di tengah-tengah proses pembelajaran—sebuah pembelajaran yang agung, sebuah pembelajaran manusia terhadap kehidupannya, sebuah pembelajaran makhluk atas kesejatian kemanusiaannya, untuk mengenal keagungan dan ketakterhinggaan Tuhannya...