Kamis, 25 Maret 2010

Hit and Run: Tabrak Lari Tidak Jelas

Mary adalah cewek tajir yang ke mana-mana mengendarai jip convertibel merah kinclong. Suatu malam, Mary mengadakan pesta bersama kawan-kawannya, sesama anak-anak tajir, dan dia memutuskan pulang awal karena kelelahan. Pacarnya, Rick, mencoba menahannya, tetapi Mary tetap bersikeras untuk pulang.

Di tengah jalan yang lengang, tanpa sengaja Mary menabrak seorang laki-laki. Kejadian menabrak-seorang-laki-laki itu sama sekali tidak jelas—tetapi, anehnya, kejadian itulah yang dijadikan tema dan inti cerita film berjudul Hit and Run ini.

(Pertanyaannya, mengapa adegan tabrak lari itu sama sekali tak terlihat jelas dalam film, jika kejadian itulah yang akan dijadikan tema dan inti ceritanya?).

Setelah menabrak laki-laki tadi, Mary melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah tanpa menghiraukan orang yang telah ditabraknya. Di rumah, TIBA-TIBA Mary merasa ada yang aneh, perasaannya tidak enak, dan TIBA-TIBA dia mendapati mayat seorang lelaki di garasi rumahnya—laki-laki yang tadi ditabraknya.

Ketika didekati, ternyata laki-laki itu belum menjadi mayat—dia masih hidup—dan tanpa penjelasan apa pun, laki-laki itu menyerang Mary. Mary yang panik tanpa sadar mengambil stik golf, dan menggunakannya untuk membunuh laki-laki itu.

(Pertanyaannya, bagaimana caranya laki-laki korban tabrak lari itu bisa ada di garasi rumah Mary?).

Seusai menyadari telah membunuh seseorang, Mary panik dan memutuskan untuk menguburkan mayat laki-laki itu di tempat yang sepi. Dia menyeret dan menaikkan mayat laki-laki yang beratnya tiga kali lipat dari dirinya itu ke mobilnya, kemudian melaju ke sebuah lokasi yang sepi, lalu menggali lubang kubur menggunakan dahan pohon, lalu memasukkan mayat laki-laki itu ke dalam tanah galian.

(Pertanyaannya, mungkinkah hal semacam itu terpikirkan dan/atau dilakukan seorang cewek remaja tajir yang biasa mengendarai jip convertibel merah kinclong? Lebih dari itu, bukahkah sejak awal film ini Mary sudah menyatakan dirinya lelah, hingga memutuskan pulang awal dari pesta?).

Setelah mengubur mayat itu, Mary mendapati berita hilangnya laki-laki itu di televisi. Karena gelisah, Mary lalu curhat pada Rick, pacarnya, tentang kejadian kecelakaan dan pembunuhan yang telah dilakukannya. Konyolnya, Mary baru ingat kalau dia telah menggunakan selimut miliknya untuk membungkus mayat laki-laki tadi, dan sekarang selimut itu ikut terkubur bersama mayat—dan Mary meminta Rick untuk mengambilkan selimut itu.

Rick menyanggupi permintaan Mary, asal Mary juga datang ke lokasi. Mary pun mendatangi lokasi penguburan mayat itu, tetapi dia tidak mendapati Rick di sana. Mary lalu memutuskan untuk menggali sendiri kuburan, untuk mengambil selimutnya kembali. Anehnya, mayat di dalam galian itu telah berubah menjadi mayat Rick!

(Pertanyaannya, bagaimana ceritanya hingga Rick bisa berada di dalam tanah galian dalam keadaan telah tewas? Kenapa tidak ada penjelasan sedikit pun—baik tersurat ataupun tersirat—mengenai hal itu?).

Mary pulang kembali ke rumahnya, dan lagi-lagi dia merasa perasaannya tidak enak. Lalu, entah dari mana asalnya, tiba-tiba laki-laki yang ditabraknya telah berada di rumahnya, menyerang Mary, bahkan menggigit telinga Mary. Tidak cukup, laki-laki itu kemudian mengikat Mary dan memasukkannya ke dalam mobil, kemudian mengendarai jip convertibel milik Mary dengan kecepatan tinggi.

Lebih konyol lagi, laki-laki yang seharusnya sudah menjadi mayat itu bahkan sempat mampir ke pom bensin, dan mengisikan bensin ke tangki mobil.

(Pertanyaannya, apa sebenarnya yang terjadi dengan laki-laki itu? Kenapa dari awal sampai akhir film tidak dijelaskan sedikit pun latar belakang laki-laki itu, dan asal-muasal kebangkitannya dari kematian?).

Kejadian dan adegan-adegan selanjutnya semakin tak masuk akal—dan itulah yang ditawarkan oleh film Hit and Run. Film ini memiliki tema yang sederhana—teramat sangat sederhana—yakni tabrak lari. Tetapi tema yang amat sangat sederhana itu, anehnya, digarap dengan sangat melukai logika penontonnya, dengan adegan-adegan tak masuk akal dan berlebihan, dengan caci-maki kasar yang tak relevan, sekaligus dengan jalan cerita membosankan.

Film ini terlalu banyak meninggalkan celah berisi tanda tanya yang membuat penonton jengkel. Siapa sebenarnya laki-laki yang menjadi korban tabrak lari itu? Kenapa dia bisa hidup kembali setelah jelas-jelas mati? Kalau memang dia hantu, iblis atau roh gentayangan, kenapa harus ada adegan konyol di pom bensin? Sepertinya sangat keterlaluan dan tak masuk akal kalau ada hantu yang berhenti di pom bensin, kemudian mengisi bensin ke tangki mobil!

Dan di atas semua itu, MENGAPA LAKI-LAKI ITU BISA HIDUP KEMBALI SETELAH MATI, DAN KEMUDIAN MATI LAGI SETELAH HIDUP KEMBALI? Pertanyaan-pertanyaan penting itu, sayangnya, sama sekali tak terjawab oleh film ini.

Sebenarnya, penonton film tidak mempersoalkan cerita yang ditontonnya. Tak peduli seaneh apa pun, atau tidak masuk akal sekali pun, penonton masih dapat menikmati dan bahkan menyukainya—selama film itu memiliki plot atau alur cerita yang jelas, diceritakan dengan baik, serta tidak melukai atau mencederai logika. Tetapi hal itu tidak dilakukan oleh film Hit and Run. Pembuat film ini sepertinya menganggap penonton terlalu bodoh, sehingga disuguhi jalan cerita yang luar biasa bodoh.

Film ini mungkin membawa pesan moral yang bagus, yakni agar orang tidak melakukan tabrak lari, dan agar orang bertanggung jawab jika tanpa sengaja menabrak orang lain dalam kecelakaan. Itu pesan yang baik. Tetapi pesan yang baik saja tidak cukup—pesan yang baik harus disampaikan dengan cara yang sama baiknya. Karena tak peduli sebaik apa pun pesan yang kita sampaikan, orang tak akan menghiraukannya jika cara penyampaian kita menjengkelkan.

Jadi, inilah pelajaran pentingnya: Pesan yang baik saja tidak cukup. Pesan yang baik juga membutuhkan cara penyampaian yang baik. Sayangnya, Hit and Run tidak melakukan hal itu.

 
;