Hidup adalah untuk hidup. Jika kau memacu diri sendiri
agar maju, maka kesuksesan ada di tanganmu.
—Katherine Hepburn
agar maju, maka kesuksesan ada di tanganmu.
—Katherine Hepburn
Ada dua jenis kesuksesan, yang pertama adalah kesuksesan yang terbentuk perlahan-lahan dan melalui proses, sedang yang kedua adalah kesuksesan yang muncul secara mendadak.
Dua macam kesuksesan itu kadang bisa dikendalikan, tetapi kadang pula tak terprediksi. Ada orang yang sudah susah-payah memperjuangkan sesuatu selama bertahun-tahun, tetapi masyarakat tak pernah mengenalnya. Ada juga orang yang baru muncul kemarin sore, tetapi kemudian langsung dikenal publik serta jadi bahan pembicaraan serta publikasi dalam kadar luar biasa. Jika harus memilih, manakah yang akan kita pilih?
Kita dapat melihat dan belajar pada orang-orang yang telah sukses dan terkenal hari ini, dan kita bisa melihat bahwa selalu ada perbedaan yang amat besar di antara kedua hal itu. Di dunia artis, misalnya. Mereka yang terkenal dalam waktu cepat biasanya juga akan segera dilupakan dalam waktu singkat, sebagaimana mereka yang terkenal setelah melalui proses panjang juga biasanya sulit dilupakan.
Kita pernah mengenal nama-nama artis yang muncul secara mendadak—terkenal secara mendadak, serta menjadi berita besar secara mendadak. Tetapi di manakah sekarang artis-artis itu? Mereka sudah tak terdengar lagi kabarnya, dan kita pun sudah melupakannya. Anehnya, artis-artis yang terkenal secara mendadak itu pun kemudian tak mampu lagi melahirkan karya yang dapat menjaga popularitasnya. Karya mereka seperti ikut lenyap bersama popularitas mereka yang juga pudar dalam waktu sesaat.
Kita pernah mengenal buku-buku yang terkenal secara mendadak, yang juga membuat penulisnya terkenal secara mendadak pula. Tetapi, sekali lagi, di manakah mereka sekarang? Anehnya, dan ironisnya, penulis-penulis yang terkenal secara mendadak itu tidak lagi melahirkan karya baru untuk melanggengkan namanya. Kalau pun mereka melahirkan karya baru, masyarakat sudah melupakan dirinya, dan tak lagi membaca buku karyanya.
Jadi, ada apa sebenarnya di balik fenomena ini? Kita bisa menelaahnya dari berbagai sudut pandang, dan memang ada cukup banyak hal yang dapat menjadikan hal semacam itu terjadi. Bisa saja popularitas yang mendadak itu terjadi karena permainan media massa, karena keberuntungan semata-mata, atau karena faktor lainnya.
Bagi saya pribadi, popularitas dan kesuksesan yang mendadak itu tak ubahnya waktu bulan madu, sementara popularitas dan kesuksesan yang dicapai melalui proses panjang seperti hubungan persahabatan.
Bulan madu itu sebentar, sesaat, penuh bunga-bunga keindahan dan tawa ria—tetapi hanya sebentar dan sesaat. Sementara hubungan persahabatan mungkin tak selamanya berisi kegembiraan—kadang ada kesedihan dan bahkan pertengkaran serta perselisihan di dalamnya. Tetapi jalinan persahabatan tidak pernah menemui kata akhir, selama orang masih membuka hati dan mengulurkan tangannya.
Segala sesuatu yang dilalui melalui proses akan melahirkan hasil yang langgeng, sementara segala sesuatu yang muncul karena keberuntungan hanya memberikan hasil yang sementara.
Semua yang dicapai dengan perjuangan dan proses panjang itu penuh dinamika, seperti halnya perjalanan persahabatan; kadang menyenangkan, kadang menyedihkan, kadang pula ada perpisahan sementara. Tetapi sepasang sahabat selalu tahu bahwa sebesar apa pun kedukaan yang ada, kegembiraan dan kebahagiaan dalam persahabatan selalu jauh lebih besar.
Sementara segala sesuatu yang dicapai karena keberuntungan—atau mengandalkan faktor keberuntungan—tak akan pernah mampu bertahan lama, karena keberuntungan tidak mampir selamanya.
Semua yang diperoleh karena keberuntungan semata-mata tak ubahnya perjalanan bulan madu sepasang pengantin; penuh canda dan tawa, tetapi di suatu hari mereka pun kemudian disadarkan bahwa bulan madu tak pernah selamanya. Setelah masa canda-tawa itu terlewati, setelah hari-hari indah itu berakhir, mereka pun—mau tak mau—akan dipaksa menatap kenyataan hidup, dan berkata kepada masing-masing pasangannya, “Honeymoon is over”—bulan madu sudah selesai.
Nikmatilah proses—dan biarkan keberuntungan datang sendiri, atau biarkan saja kalau ia tidak datang!